
Bagaimana dengan Jawa Timur?
Propinsi yang terletak di bagian timur pulau Jawa ini, memang unik. Beberapa
daerahnya bahkan dipercaya sebagai “sarang” atau pusat berkumpulnya orang yang
memiliki ilmu santet, atau yang sering disebut dukun santet. Sebut saja,
Banyuwangi, Tulungagung, Kediri, Trenggalek, Ponorogo, hingga Lamongan.
Meski banyak menjadi perbincangan masyarakat. Namun, tidak
semuanya tahu, apa sebenarnya santet, dan bagaimana santet bisa beroperasi?
Samar-samar dan terselubung layaknya praktik santet itu sendiri.
Dari beberapa referensi dan pengakuan dukun santet, dari
berbagai daerah, bisa diketahui jika ilmu santet dibagi menjadi dua bagian.
Yakni santet dengan menggunakan benda dan makhluk gaib. Santet yang menggunakan
media benda, atau yang disebut Demasetralisasi ini, mengubah energi menjadi
benda, dan benda menjadi energi. Energi inilah yang dipakai untuk melukai
lawan, dan mudah menembus lawan yang sedang emosi atau mengalami kenaikan
tekanan darah dan gejolak jantung.
Sedangkan ilmu santet yang menggunakan makhluk gaib,
biasanya akan memanfaatkan jin dan setan. Santet jenis ini, diyakini lebih
ganas, dan dikategorikan sebagai ilmu hitam. Santet jenis ini, biasanya
langsung berimbas pada orang yang dituju. Bahkan, tidak jarang diantaranya langsung
meninggal dunia. Santet dengan menggunakan media makhluk gaib ini, berkembang
di daerah yang masih memegang teguh adat dan mitos.
Setelah mengenal jenis santet. Ada beberapa hal yang harus
diketahui soal santet. Salah satunya adalah bagaimana santet bisa menyerang
manusia.
Dalam dunia magis, ada beberapa proses atau teknik ilmu
santet. Santet baru bisa berjalan setelah sang dukun memiliki media
pengantarnya. Misalnya dengan foto atau rambut korban.Pelaku santet asal
Tulungagung mengatakan, saat melakukan ritual santet, dirinya lebih sering
menggunakan dua media itu. Pengiriman santet akan lebih sempurna apabila weton
atau hari pasaran seseorang yang menjadi sasaran.

Pelaku santet mengaku, agar santet bisa tepat sasaran. Ada beberapa ritual yang harus dilakukan. Diantaranya dengan membakar kemenyan untuk mengundang roh halus atau makhluk gaib. Setelah itu, barulah ia membaca mantra santet, sambil menulis rajah gaib pada photo, atau boneka. Dalam, hal tertentu, ia akan menggunakan darah ayam sebagai sarana.
Dari penuturan pelaku santet, kekuatan santet di
masing-masing daerah berbeda. Untuk di Indonesia, pelaku menyebut ilmu santet
yang dimiliki dukun di pedalaman Kalimantan, jauh lebih hebat dan berbahaya
dibandingkan di tanah Jawa. Alasannya, santet yang dimiliki dukun di
Kalimantan, mampu menyeberang laut.
Selain itu, ilmu santet di Kalimantan, cenderung mirip ilmu
voodo yang dimiliki dukun di Afrika. Voodo, biasanya hanya cukup melalui sarana
boneka, dan jarum yang digunakan untuk mengirim santet pada sasaran. Jarum
cukup ditusukkan pada bagian tubuh boneka tersebut. Alhasil, jika sudah terkena
serangan itu, bisa dipastikan akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada
tubuh orang yang menjadi target santet. Bahkan, tidak jarang diantaranya bisa
meninggal dunia.
Ilmu-ilmu mistis seperti santet dan teluh di pedalaman
Kalimantan yang tersohor adalah warisan suku Dayak. Suku pedalaman yang sejak
mula menganut faham animisme dan mengagungkan roh leluhur ini cukup terkenal.
Selain melalui media gaib, santet suku Dayak bisa dikirim melalui media angin.
Seperti “racun Paser”, ilmu suku dayak Paser, di daratan Pulau Penajam,
Balikpapan, Kalimantan Timur.
Akibat dari serangan Racun Paser yang dikirim melalui angin
senja tepat di hari naas atau weton kelahiran seseorang, bisa menyebabkan
gatal-gatal sekujur tubuh, bahkan karena racun yang disebar menyerap ke tulang
dan menyerang sekujur tubuh. Kenapa harus dikirim senja menjelang matahari
terbenam? Di kalangan ahli santet, udara sore menjelang maghrib dipercaya
sebagai waktu paling mujarab untuk menebar ilmu mistis yang bisa mencelakai
orang lain.

Ia menyebut aneh karena gatal-gatal di sekujur tubuhnya
menjadi ngilu sampai ke tulang belulang, setiap menjelang senja hingga subuh.
Ketika tengah malam, Dia yang asli Jawa dan tinggal di Kaltim sejak tahun 1980
dan masih kental dialeg jawanya ini mendadak bisa berbicara fasih dalam bahasa
Suku Dayak dan sesekali Bahasa Banjar. Ia baru sembuh setelah mencoba
pengobatan alternative ke salah seorang ulama dari Jawa yang memiliki keahlian.
Untuk santet sejenis voodo, di Kalimantan masyhur disebut
sebagai “parang maya”. Jika racun paser menyerang pelan-pelan, parang maya
tergolong serangan mendadak dan mematikan telak. Sama dengan voodoo, media yang
digunakan berupa boneka orang-orangan. Praktiknya sedikit berbeda, untuk
melukai sasaran yang diumpakan sebagai boneka, tidak menggunakan jarum seperti
voodoo. Namun menggunakan senjata berupa bunga kelapa yang disabetkan ke tubuh
boneka.
Ritual dilangsungkan pada hari naas, bertepatan dengan weton
kelahiran seseorang yang jadi sasaran. Target parang maya adalah organ bagian
dalam tubuh. Biasanya, saat melakukan ritual, bunga kelapa disabetkan ke bagian
tengah tubuh. Korban yang meninggal akibat serangan gaib ini ditandai dengan
tanda gosong memanjang tepat di kulit luar tubuh yang menutupi organ dalam.

Konon, santet akan
sulit menyerang orang yang memiliki kebiasaan tidur di atas jam 12 malam.
Begitu juga orang yang memiliki kebiasaan tidur di atas lantai. Hal ini,
dikarenakan batas ketinggian santet berada di atas 50 cm. Mengapa demikian,
karena dukun santet saat melakukan ritual akan duduk bersila.
Cara lain yang lebih ekstrim, namun tidak dianjurkan, adalah
kepala rumah tangga, setiap jam 12 malam, harus berjalan mengelilingi rumah,
sambil mengencingi sudut halaman rumah. Bisa juga dengan menaburkan garam dapur
di setiap sudut rumah serta mengucapkan doa memohon keselamatan kepada Tuhan.
Amin.
MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar