
Makam
Raja Blongkod terletak di Kampung Dunggala Desa Dunggala, Kecamatan Tapa,
Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Lingkungan situs berada di sebuah
dataran landai yang dikelilingi ladang dan kebun penduduk. Di situs ini
terdapat dua buah makam dengan spesifikasi yang berbeda, yaitu:
Makam
pertama
Terdistribusi pada bagian tenggara lahan dengan arah hadap denah berorientasi timur-barat. Bangunan makam dibuat di atas konstruksi susunan batu kali menggunakan bahan perekat. Merupakan makam berundak yang terdiri atas dua terap atau undak dengan denah dasar persegi panjang. Undak pertama berukuran panjang 5 meter dan lebar 3,5 meter dengan tinggi 70 Cm. Undak kedua diletakkan di atas undak pertama dimana luasnya lebih kecil berukuran panjang 3,8 meter, lebar 2,5 meter dengan tinggi 40 Cm.
Terdistribusi pada bagian tenggara lahan dengan arah hadap denah berorientasi timur-barat. Bangunan makam dibuat di atas konstruksi susunan batu kali menggunakan bahan perekat. Merupakan makam berundak yang terdiri atas dua terap atau undak dengan denah dasar persegi panjang. Undak pertama berukuran panjang 5 meter dan lebar 3,5 meter dengan tinggi 70 Cm. Undak kedua diletakkan di atas undak pertama dimana luasnya lebih kecil berukuran panjang 3,8 meter, lebar 2,5 meter dengan tinggi 40 Cm.
Kemudian
pada bagian puncak terdapat sebuah bidang berbentuk persegi panjang dimana sisi
atasnya dibuat seperti atap segitiga pelana dengan denah berukuran panjang 3
meter, lebar 1,5 meter dan tinggi puncak 50 meter. Tingkat keterawatan benda
yang tertinggal dapat dikatakan rendah, karena pada beberapa bagian dari
bangunan makam ini telah hancur dan retak. Hancur dalam pengertian terlepasnya
bahan batu kali dari satuan perekat terlihat pada bagian undak sebelah utara
dan bagian badan dari bidang struktur puncak pada bagian barat dayanya.
Sedangkan kasus retakan, pecah dan melendut terjadi pada strukut dinding undak
pertama dan beberapa bagian lainnya.

bentuk secara keseluruhan tidak berbeda.
Teknik
pengerjaan pertama dilakukan dengan cara membuat suatu adonan dari tanah liat
kemudian dibentuk seperti sebuah bangunan yang pada bagian sisi atasnya dibuat
berbentuk segitiga. Kemudian bangun ini di bakar untuk mengeraskannya yang
ditandai dengan ditemukannya beberapa artefak lepas dari tanah liat dan ada
bekas-bekas pembakarannya.
Setelah
desain ini selesai, maka pada masa berikutnya dibangun struktur luar yang
menggunakan bahan batu kali dengan Untitled-1perekat sebagaimana yang tampak
sekarang. Apakah struktur tanah liat dan struktur batu kali dibangun pada masa
yang sama atau merupakan modifikasi perkembangan belakangan masih perlu
ditelusuri lebih jauh.
Makam
kedua
Terdistribusi dalam situs berada kurang lebih satu meter sebelah utara makam pertama. Bangunan makam berbentuk setengah bulat dengan orientasi timur-barat. Dibuat diatas struktur batu kali menggunakan perekat. Di bagian bawah bangunan makam terdapat rongga yang lubang masuknya berada di bagian barat strukturnya. Dengan adanya rongga ini, maka keseluruhan bidang dasar bangunan tidak menyentuh tanah kecuali pada bagian sisinya saja.
Terdistribusi dalam situs berada kurang lebih satu meter sebelah utara makam pertama. Bangunan makam berbentuk setengah bulat dengan orientasi timur-barat. Dibuat diatas struktur batu kali menggunakan perekat. Di bagian bawah bangunan makam terdapat rongga yang lubang masuknya berada di bagian barat strukturnya. Dengan adanya rongga ini, maka keseluruhan bidang dasar bangunan tidak menyentuh tanah kecuali pada bagian sisinya saja.

Ukuran
tinggi sudut dan tengah pagar masing-masing 180 Cm dan 90 Cm. Tingkat
keterawatan makam cukup baik kecuali pada bagian pagar karena beberapa bidang
pagar telah retak dan beberap baian batu lepas dari satuannya. Tidak banyak
informasi yang dapat diperoleh dari bangunan makam ini kecuali dikatakan bahwa
makam ini adalah istri dari makam di sebelahnya yaitu Blongkod yang lebih
dikenal sebagai Raja Atinggola.
MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past –
Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar