![]() |
Ilmu Cetik, Bali |
Seperti halnya di Jawa
atau di daerah yang lain. Bali yang hingga saat ini kita ketahui bersama masih
kuat menjaga tradisinya, ternyata tradisi Bali juga menyimpan serupa ilmu
santet atau tenung yang sangat ampuh. Bahkan konon, semua yang menyangkut ilmu
hitam ini masih bisa kita temukan keberadaannya dalam berbagai lontar Bali yang
berbahsa Jawa Kuno.
Ilmu hitam dalam budaya Bali disebut ilmu
pengiwaan (kiri). Nah, pertanyaannya, kenapa disebut ilmu pengiwaan? Untuk mengenalnya lebih dekat , berikut ulasannya.
Galibnya dalam hukum
keseimbangan semesta ini, yang semua serba berpasangan. Ilmu pengiwaan dalam
praktiknya, energi yang dikeluarjan melalui tubuh sebelah kiri. Lawan ilmu kiri
ini adalah ilmu penengen (kanan) yang bertujuan sebagai keseimbangan yang
tujuan utamanya untuk menangkal dan memusnahkan segala hal yang ditimbulkan
dari serangan ilmu kiri tersebut.
Dalam riwayatnya,
sejatinya ilmu pengiwaan ini dipelajari tujuan utamanya adalah untuk menyakiti
musuh / prajurit yang menyerang kerajaan Bali. Namun seiring berjalannya waktu,
seperti ilmu hitam dalam khasanah budaya daerah lain. Ilmu pengiwaan ini sering
digunakan untuk menyakiti tentangga, keluarga, atau orang lain. Motifnya saya rasa
klise, seperti halnya dalam prtaktik santet yang semua dipicu sakit hati yang
kemudian melahirkan dendam.
Sebenarnya, penekun
ilmu pengiwaan ini tidak semua bertujuan untuk menyakiti orang lain, tentu ada
yang sengaja mempelajari ilmu ini untuk mengetahui kelemahannya. Seperti dalam
logika berpikir rasional kita, seorang dokter harus tahu anatomi tubuh untuk
bisa menetukan dan tindakan penyembuhan bagi pasiennya.
Berikut dibawah ini
adalah dua ilmu pengiwaan yang diyakini hingga saat ini masih ada ditengan
masyarakat Bali.
Cetik
Pengertian cetik pada
dasarnya adalah racun, tetapi racun ini bisa dikendalikan oleh orang-orang
tertentu yang menguasai ilmu ini dengan mantra-mantra tertentu. Hal ini
disebabkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat cetik adalah sangat
berbahaya. Seperti serpihan kuningan yang memang dalam ilmu kimia merupakan
bahan yang sangat berbahaya, binatang yang memiliki racun tertentu, medang
(bulu halus pada bambu) dan masih banyak lagi bahan-bahan yang lainnya. Lebih
jauh tentang cetik ini pada lain kesempatan kita akan membahasnya lebih jauh.
Cara kerja cetik ialah
dilakukan dengan ditaruh di makanan ataupun minuman orang yang hendak kita
celakai. Jika orang tersebut memakan atau meminum hidangan yang telah berisi
cetik maka orang tersebut akan merasakan sakit yang luar biasa. Tetapi sakit
tersebut bisa dirasakan beberapa jam kemudian, beberapa hari kemudian, ataupun
beberapa bulan kemudian, Tergantung bahan dan keinginan si pembuat cetik
tersebut kapan cetik itu akan bereaksi pada sasarannya.
![]() |
Leak Bali |
Cetik juga bisa kita
umpamakan sebagai gelombang elektomagnetik yang memiliki sinyal-sinyal tertentu
dan dapat dikendalikan. Misalkan kita menginginkan meledakan bom di suatu
tempat, kita sudah menaruh bom tersebut di tempat yang kita ingin ledakan. Kita
akan menggunakan pemicunya berupa sebuah HP yang telah kita atur sebelumnya.
Tetapi suatu ketika terjadi kesalahan teknis, yang menyebabkan sinyal-sinyal
tersebut terganggu, dan bom yang ingin diledakan tidak akan dapat meledak.
Orang yang menjadi
target, bisa terhindar dari cetik jika ia memiliki iman yang kuat atau
pikirannya sedang tidak dalam keadaan kacau. Berdasarkan efek yang ditimbulkan,
sekurangnya ada dua jenis, yaitu cetik yang berefek seketika dan efek yang
timbul agak lama (bisa sampai 6 bulan).
Ada cetik yang
berakibat rendah, misalnya sakit perut atau panas dingin dan ada juga cetik
yang berefek ganas, misalnya muntah darah atau pingsan. Cetik yang berefek
ganas dikenal oleh masyarakat Bali bernama Cetik Ceroncong Polo (menyerang
otak) dan Cetik Reratusan (menyerang perut). Untuk menghindari cetik saat ada
pesta makan, orang Bali biasanya melakukan beberapa hal, misalnya :
Menaburkan butiran
garam di atas nasi yang akan dimakan (garam dipercaya dapat menetralkan cetik)
Ada juga yang
menaburkan sedikit makanan / minuman ke tanah (maksudnya jika makanan/minuman
yang terkena cetik akan hilang kekuatannya jika sudah menyentuh tanah)
Berdoa kepada Yang
Maha Kuasa
Ngejot (menghaturkan
sesaji) ke sanggah / pura atau ke ibu pertiwi
Waspada terhadap
situasi.
Leak
Leak adalah suatu ilmu
kerohanian kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali yang tercatat pada
lontar-lontar kuno. Leak berasal dari kata “liya dan ak” yang berarti
lima aksara. Kekuatan lima aksara tersebut diolah didalam tubuh, sehingga akan
mampu mendekatkan diri kepada Tuhan. Kelima aksara tersebut yaitu : Si, Wa, Ya,
Na, Ma (Nama siwa ya) yang memiliki arti :
Si mencerminkan Tuhan
Wa adalah anugrah
Ya adalah jiwa
Na adalah kekuatan
yang menutupi kecerdasan
Ma adalah egoisme yang
membelenggu jiwa
Dengan mampu mengolah
kelima aksara tersebut dalam pintu panca indra di dalam tubuh, maka orang
tersebut akan mudah mencapai moksa (alam nirwana atau alam di atas surga).
Prinsip mempelajari ilmu leak adalah kerahasiaan, jadi tidak boleh diceritakan
atau diketahui oleh siapapun. Karena kerahasiaannya, belajar ilmu leak harus
berada di tempat sepi, seperti di kuburan (tempat para roh berkumpul) dan di
tempat-tempat angker.
Beberapa pantangan
yang harus dilaksanakan misalnya tidak boleh berzina dan memakan daging berkaki
empat. Dalam praktiknya, ilmu leak dapat membuat orang yang mempelajarinya bisa
melepas rohnya ke alam gaib, merubah diri menjadi bola api, binatang, rangda/celuluk
(mahluk berwajah seram) atau lainnya sesuai dengan tingkat ilmu yang
dikuasainya. Pada zaman kerajaan, ilmu leak banyak dipelajari oleh keluarga
raja sebagai alat melindungi diri dari serangan musuh.
Ilmu Leak yang
bersumber dari Dewi Durga (istri Dewa Siwa) merupakan salah satu ilmu
kerohanian untuk mencapai nirwana. Namun, rasa dengki dan iri hati yang
membelenggu jiwa, membuat banyak orang yang menyalahgunakan kesaktian ilmu
leak. Banyak orang yang sudah menguasai ilmu pengeleakan menggunakannya untuk
hal-hal negatif karena tidak mampu mengendalikan pikiran dan amarah.
Jika ini terjadi, maka berdasarkan isi lontar, mereka akan
menemukan banyak penderitaan dalam seribu kelahirannya (reinkarnasi) di bumi.
Penyalahgunaan ilmu leak tersebutlah yang membuat ilmu leak dicap sebagai ilmu
hitam / jahat oleh masyarakat Bali. Untuk menangkal pengaruh ilmu leak adalah
memperkokoh keimanan dan menghilangkan rasa takut yang berlebihan. Demikianlah
yang bisa saya bagikan kali ini dan semoga menambah wawasan buat kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar