![]() |
Sapta Tirta Pablengan |
Pablengan merupakan
nama sebuah desa di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Desa Pablengan
menjadi jalur penghubung antara kecamatan Matesih dengan Kecamatan
Karangpandan.
Di desa Pablengan terdapat sumber mata air Sapta Tirta, yang
merupakan salah satu objek wisata Kecamatan Matesih. Kisah tentang asal mula
sumber mata air Sapta Tirta bermula dari kekecewaan Raden Mas Said (Pangeran
Sambernyawa) terhadap bangsa Belanda yang semakin berani mencampuri urusan
dalam keraton Kartasura.
Raden Mas Said kemudian pergi meninggalkan keraton untuk
mengadakan perlawanan dengan Belanda. Beliau bertapa di Bukit Argotiloso dan
mendapatkan wahyu untuk mengambil pusaka Tombak Tunggul Naga. Tombak tersebut
di kemudian hari dipergunakan Raden Mas Said untuk memukul mundur pasukan
Belanda.
![]() |
Sapta Tirto |
Di tempat mandi pertama, yakni di air Bleng, bertujuan untuk
membulatkan tekad (ngeblengake) dan menyatukan cipta, rasa, serta karsa.
Sementara di tempat mandi kedua, di air Urus-urus, memiliki makna filosofi agar
tujuan beliau mengusir penjajah dapat terurus atau tercapai.
Tempat mandi ketiga, di air Londo/Soda bertujuan agar
memperoleh kesegaran jasmani dan tidak kelelahan saat perang gerilnya. Di
tempat mandi keempat dan kelima, yakni di air mati dan air hidup (panguripan)
bertujuan mengingatkan bahwa hidup dan mati dalam peperangan harus diserahkan
kepada Tuhan.
Kemudian di tempat mandi keenam, di air Kasekten, memiliki
makna agar pasukan Raden Mas Said mendapatkan kekuatan secara batiniah untuk
tak lelah melawan penjajah. Adapun di tempat mandi terakhir atau ketujuh, di
sumber air hangat Kamulyan, bertujuan agar segala tujuan mendapatkan
ketenteraman, kedamaian, dan kemakmuran.
Oleh
Mangkunegara III, di kawasan tersebut dibangun tempat peristirahatan Langen
Harja bagi penguasa dan kerabat lingkungan Mangkunegaran.
Glimpse
From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki
Cokro ST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar