Senin, 30 Januari 2017

Jejak Mataram Di Bokong Semar

Situs Bokong Semar
Semar adalah tokoh pewayangan yang bertubuh tambun. Bentuk tembok di bagian selatan diidentifikasikan sebagai kaki Sang Semar, sedangkan kuncung kepalanya berada di tengah tembok utara. Sayang, tembok keraton Mataram yang konon dibangun atas saran Sunan Kalijaga kepada Panembahan Senopati ini sudah tidak utuh lagi. Bagian yang masih mudah dikenali salah satunya adalah Bokong Semar, tembok yang melengkung di bagian tenggara.

Istilah bokong Semar diberikan oleh warga setempat karena bentuk struktur benteng yang melengkung tersebut seperti bokong (pantat) Semar. Denah cepuri atau tembok keliling Keraton Mataram memang tidak berbentuk lurus persegi ke arah timur barat, tetapi agak menjorok keluar di bagian tengah. Denah semacam ini oleh penduduk dikaitkan dengan bentuk tokoh Semar yang secara filosofis dikaitkan dengan kebijaksanaan raja dalam memberi perlindungan dan ketentraman bagi rakyatnya. Kebetulan, situs Bokong Semar ini terletak tepat di bagian “pantat” rentetan tembok benteng Keraton Mataram, Kotagede.

Meski bernama Bokong Semar, tak ada hal erotis di situs ini. Satu-satunya yang erotis hanyalah para gajah keraton yang konon sering dimandikan di telaga selatan tembok. Namun, hanya orang-orang tertentu dengan laku spiritual kuat saja yang mampu melihat aksi bugil ini.
Situs Bokong Semar

Bentuk situs Bokong Semar merupakan salah satu contoh kearifan sekaligus kecerdikan arsitektural untuk merespon bentang alam. Kotagede awalnya dirancang sebagai kota benteng yang sangat mementingkan pertahanan. Panembahan Senopati membangun tembok keraton seiring dengan aliran Sungai Gajah Wong yang mengitari Kotagede sehingga membentuk pertahanan alami yang susah dibendung. Nah, karena aliran sungai berkelok-kelok, maka tembok keraton pun
dibentuk seperti itu.

Sayang Tubuh Semar itu tidak lagi utuh seperti adanya semula. Di bagian utara hanya tersisa seonggok tembok yang telah dipugar. Ke arah barat, tembok telah berhimpit dengan dinding rumah penduduk dan sebagian hilang dipotong jalan-jalan kecil. Di bagian barat, banyak batu-batu tembok yang lepas dan digunakan untuk bangunan rumah penduduk. Ini terjadi akibat ketidaktahuan masyarakat untuk melestarikan benteng bersejarah ini. Di luar tembok masih terlihat cekungan-cekungan tanah yang sejajar dengan tembok dengan kedalaman 1 sampai 3 meter dan lebar antara 15 sampai 25 meter. Cekungan ini merupakan sisa-sisa parit atau jagang. Lebih parah lagi, banyak orang yang memanfaatkan lahan di sekitar Bokong Semar sebagai lahan pembuangan sampah. Semoga bukan karena istilah bokong identik dengan pembuangan. Sungguh sayang, jika tempat bersejarah ini hanya sekadar menjadi tempat sampah.

Situs bokong semar sebenarnya cuma sekitar 600 meter Pasar Kotagede. Namun, karena harus memasuki pemukiman penduduk dan jalan berliku, tak banyak orang tahu. Dari arah pasar terus ke selatan hingga Situs Watu Gilang.

Susuri saja reruntuhan tembok keraton ke arah tenggara sekira 50 meter sampai ke pemukiman penduduk. Situs Bokong Semar terletak di ujung reruntuhan tersebut diantara rimbun bambu dan gemericik telaga biru.  



MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST)

https://www.youtube.com/watch?v=KhHB9mTGQ3E&feature=youtu.be

Menyimak Kisah Amangkurat Mas di Goa Sunan Mas



Goa Sunan Mas
Goa Sunan Mas, Ngreco, Seloharjo, Bantul, DI Yogyakarta, bukan sekedar goa. Pasalnya, goa ini menyimpan banyak kisah dan sejarah.
Ada yang menyatakan bahwa Goa Sunan Mas merupakan tempat persembunyian Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III. Hal itu terjadi kala Sunan Amangkurat mendapat tekanan dari kolonial Belanda.
Namun, kisah yang beredar di masyarakat ialah kisah perkelahian Amangkurat III dengan Jagabiro. "Tempat bertapa Sunan dulunya. Terus adu kesaktian sama Jagabiro, ya di situ," kata Yono, salah seorang sepuh di Ngreco, Bantul, DI Yogyakarta, baru-baru ini.
Sebelum perkelahian, Sunan Amangkurat awalnya hanya ingin melakukan pertapaan. Lantas, Sunan membuat tempat pertapaan yang layak berbentuk goa.
Namun, di tengah pembuatan goa tersebut, wanita cantik bernama Dewi Nawangsari menghampiri Sunan. Dewi Nawangsari tidak sendiri. Ia datang bersama Kyai Semar. Dengan kesaktiannya, Kyai Semar membantu Sunan Amangkurat membuat goa.
Tak berapa lama bersama Sunan Amangkurat, Dewi Nawangsari menjadi pembicaraan. Ternyata ia merupakan keturunan dari Majapahit. Hingga akhirnya, sampainya ke kerajaan Majapahit kabar keberadaan Dewi Nawangsari bersama Sunan Amangkurat III.
 Pihak kerajaan pun mengutus Jagabiro untuk menjemput Dewi Nawangsari. Namun, Dewi menolak pulang. Sunan Amangkurat pun ikut menolak permintaan Jagabiro. Akhirnya, Sunan dan Jagabiro adu kesaktian di kawasan goa. Perkelahian dua orang sakti itu pun terjadi sampai di Sungai Opak.
Dengan kesaktian Sunan, Jagabiro kabur hingga Candi Gembirawati. Sementara Sunan melanjutkan pertapaannya. Setelah itu, ia kembali ke Surakarta. Di kerajaan (Kasunanan Surakarta), Sunan Amangkurat III menjadi pemimpin. Ia menggantkan ayahnya.
Berdasarkan kisah inilah, diyakini bahwa pertapaan Sunan membawanya ke tampuk kekuasaan Surakarta.

MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend

Minggu, 29 Januari 2017

Misteri Keajaiban Buluh Perindu

Buluh Perindu
Buluh Perindu adalah sepasang rumput bertuah, yang tumbuh diantara dua dunia, yakni, dimensi asteral dan dimensi alam nyata.
Dibutuhkan kemampuan spiritual yang mumpuni untuk bisa mewujudkan tumbuhan magis ini hadir ke dimensi alam nyata, serta dapat dimanfaatkan khasiatnya.

Tidak dapat dipungkiri, sudah ribuan tahun yang lalu, buluh perindu dipercaya memiliki tuah pengasihan yang tiada taranya. Anda bisa melihat sendiri, dua helai buluh perindu akan mengait satu sama yang lain atau bergerak dengan sendirinya ketika terkena air. Ibarat dua hati yang  bertaut, sepasang sejoli yang saling jatuh cinta. Karena sifatnya inilah, di beberapa daerah, buluh perindu dikenal juga sebagai buluh gila, sebab buluh perindu bisa bergerak semaunya, bahkan ketika angin tidak berhembus, layaknya sukma yang mencari cinta, mencari pasangan untuk dinobatkan menjadi jodohnya.

Karena itu, Ki Cokro Santri sengaja menyempurnakan buluh perindu ini denganb formula khusus, yakni dengan merendam sepasang buluh perindu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan + parfume dewa amor+ di “Asma” / teleportasi energy ayat-ayat cinta, tatalaku, riyadhoh khusus agar semakin  berkhasiat.

Tuah dan Keistimewaan Parfume Buluh Perindu, ialah:
1.  
      Sarana pengasihan/ daya pemikat baik secara personal maupun universal.
2.   
        Memikat pujaan hati. Jika saat ini ada satu orang yang benar-benar Anda inginkan, satu orang yang paling ingin Anda kasihi dan bahagiakan, maka sekarang saatnya Anda memikat hati orang tersebut dengan sarana parfume buluh perindu. Bahkan, mereka yang sebelumnya pernah menolak atau mencibir sekalipun tidak akan mampu lagi menolak pesona Anda.
3.    
https://www.youtube.com/watch?v=KhHB9mTGQ3E&feature=youtu.be
      Mengembalikan kekasih/suami/istri yang berpaling cintanya kepada orang lain. Tidak ada orang di dunia ini yang ingin pergi, apalagi kekasih hati yang paling disayangi. Dengan energy pengasihan parfume buluh perindu, Anda bisa memanggil pulang sukma kekasih yang berada  jauh dimata. Dihatinya akan bangkit rasa rindu yang mendalam dan hanya bisa ditawarkan setelah ia kembali ke pelukan Anda.


Parfume Buluh Perindu
      Bila Anda masih single (jomblo), Apabila memakai parfume buluh perindu ini maka akan dialiri energy Mahabbah untuk mendatangkan kekasih atau jodoh. Jodoh memang bukan soal usia, tetapi kebanyakan orang cenderung gundah gulana jika belum menemukan belahan jiwanya ketika umur sudah beranjak matang. Anda tidak perlu khawatir, parfume buluh perindu adalah solusinya. Atas izin Allah Swt  Tuhan Yang Maha Esa, dengan menggunakan parfume buluh perindu ini sebagai sarana, Anda akan segera dipertemukan dengan jodoh yang paling sesuai dan setia untuk mendampingi Anda selamanya. Aminn Ya Robbal Aalaminn…
      
      Bila Anda berniaga ataupun biro jasa maka parfume buluh perindu ini dapat digunakan sebagai sarana daya pemikat agar pembeli produk/pengguna jasa Anda senang dan puas dengan semua pelayanan dan kerjasamanya, dan selalu berlangganan.
Mahar Parfume Buluh Perindu:  Standar Rp. Rp  @ 550.000  Super Rp. @ 1.550.000
Parfume Buluh Perindu, bisa Anda dapatkan langsung dengan datang ke alamat kami, atau bisa juga dengan pemesanan dan pengiriman jarak jauh via paket kilat.

Alamat: JL Raya Condet Gg Kweni Rt. 01 Rw.03 No. 31 (Seberang SPBU/ Belakang Megabaja), Condet, Jakarta Timur. Contac Person HP:  08159852189



MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST) 

 https://www.youtube.com/watch?v=KhHB9mTGQ3E&feature=youtu.be




Perhatikan dengan seksama Gerakan keajaiban Parfume Buluh Perindu, Sang Pemikat Sukma, Hasil Olah Spiritual Gus Cokro ST

Sabtu, 28 Januari 2017

Menguak Misteri Penghuni Gaib Gunung Lawu

Top of Form


Gunung Lawu
Perihal cerita misteri yang menyelimuti Gunung Lawu, seolah tidak ada habisnya. Selain keberadaan kabut misterius yang senantiasa menaungi sisi barat gunung ini, masih banyak hal yang terkait dengan misteri gunung yang berada di perbatasan wilayah Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah ini. Dan salah satunya adalah binatang-binatang yang diyakini sebagai binatang gaib penunggu kawasan ini. 

Misteri yang menyelimuti Gunung Lawu sendiri terjadi karena ada keyakinan bahwa gunung ini adalah punjer atau titik pusat yang menjadi penyeimbang energi di tanah Jawa.
Sehingga kemudian masyarakat meyakini bahwa gunung ini memancarkan energi yang sangat besar, yang berperan dalam menetralisir energi negatif di seluruh wilayah Pulau Jawa. Karena itulah, Gunung Lawu selanjutnya dipilih sebagai tempat ritual khusus oleh para penguasa tanah Jawa.

Mulai dari Prabu Airlangga, Prabu Brawijaya hingga para raja pecahan Mataram saat ini, dikabarkan selalu memilih Gunung Lawu sebagai tempat untuk mencari petunjuk secara gaib. Bahkan khusus untuk Prabu Brawijaya V, yang merupakan Raja Majapahit terakhir, dirinya memutuskan untuk menghabiskan masa hidupnya dengan menjadi pertapa di gunung ini.
Sedangkan raja-raja Mataram terutama Kasunanan Surakarta Hadiningrat, secara rutin selalu mengadakan labuhan atau larung sesaji di puncak gunung ini setiap tahun. Tujuannya adalah sebagai bentuk ucapan rasa syukur terhadap Sang Penguasa Alam, termasuk penguasa gaib Gunung Lawu.

Gunung Lawu sendiri memiliki ketinggian 3265 meter di atas permukaan laut. Gunung ini disebutkan memiliki tiga puncak yang sampai saat ini diyakini penuh dengan misteri. Dan misteri dari puncak-puncak itu terkait dengan keyakinan bahwa di sanalah para tokoh sakti jaman dulu melakukan tapa brata hingga kemudian muksa.

Masih dipertahankannya kearifan budaya lokal di kawasan Gunung Lawu, membuat berbagai peninggalan bersejarah di tempat ini tetap terjaga. Dan hal itu diyakini semakin menguatkan pancaran energi dari Gunung Lawu. Karena itulah ada keyakinan bahwa energi dari gunung ini adalah syarat mutlak bagi para pemimpin di tanah Jawa.

Artinya bahwa siapapun yang ingin jadi pemimpin di Jawa atau bahkan Indonesia, jangan sampai lupa untuk menjalankan ritual di Gunung Lawu.
Bahkan tetap bertahannya berbagai situs peninggalan bersejarah di gunung ini juga diyakini tak lepas dari peran para penghuni gaibnya. Yang salah satunya adalah binatang-binatang gaib penghuni kawasan ini. Sebab para penjaga gaib inilah yang berperan dalam mempertahankan keutuhan alam dan pancaran energi yang ada di kawasan Gunung Lawu.

Penjaga Gaib
Gunung Lawu memang dihuni berbagai jenis binatang. Mulai dari beragam jenis burung, primata sampai mamalia besar dan kecil bisa dijumpai hidup di kawasan Gunung Lawu. Namun dari sekian banyak jenis binatang itu, masyarakat sekitar Gunung Lawu meyakini adanya tiga jenis binatang yang dianggap sebagai binatang gaib. Yaitu macan Lawu, burung jalak Lawu serta kiyongko, sejenis kelabang raksasa endemik Gunung Lawu.
Untuk macan Lawu atau harimau yang hidup di Gunung Lawu, termasuk jenis macan tutul dan saat ini diduga populasinya masih cukup banyak. Karena pada saat-saat tertentu, keberadaan binatang buas ini masih diketahui oleh warga sekitar Gunung Lawu, melintas di kawasan ini. Bahkan di beberapa tempat, binatang ini juga dikabarkan kerap memangsa ternak milik warga.

Namun harimau yang satu ini bukanlah sosok yang dimaksud sebagai penjaga gaib Gunung Lawu. Sebab, meski memang endemik Gunung Lawu, namun binatang tersebut keberadaannya memang nyata. Sehingga terkadang masih bisa dilacak keberadaannya.

Sedangkan sosok harimau gaib yang disebut-sebut sebagai penjaga Gunung Lawu konon berjenis harimau Jawa dengan ciri kulit tubuh bermotif loreng. Keberadaan harimau yang satu ini memang disebut-sebut telah punah. Sehingga dalam beberapa peristiwa kemunculannya, hal itu dipandang sebagai sebuah kejadian mistis.
Disebut demikian, karena dalam beberapa peristiwa yang dialami warga sekitar Gunung Lawu, kemunculan harimau ini selalu diikuti dengan hal-hal yang bersifat mistis. Di antaranya adalah kemunculannya dalam kondisi menggendong mayat ataupun muncul di beberapa tempat keramat.

Untuk harimau yang satu ini, memang diyakini bukan binatang biasa. Karena keberadaannya dikaitkan dengan sosok penguasa gaib Gunung Lawu, yaitu Sunan Lawu. Bahkan karena begitu istimewanya binatang yang satu ini, beberapa punden yang ada di kawasan Gunung Lawu, juga menempatkan sosok harimau ini sebagai salah satu danyangan. Sehingga kemudian juga diperlakukan secara khusus oleh para pelaku ritual yang datang ke tempat itu.
Salah satu punden yang menempatkan sosok macan Lawu sebagai danyangan adalah komplek punden Eyang Boncolono, yang berada di sekitar kawasan Cemara Kandang. Di sini sosok harimau yang diwujudkan dalam sebuah patung berukuran besar mendapat sebutan Eyang Singo Sinebahing Dilah. Dan sebagai sosok yang dikeramatkan, punden ini selalu menjadi salah satu jujugan para pelaku ritual, selain di cungkup Eyang Boncolono sendiri.
Macan Lawu sendiri diyakini sudah ada sebelum sosok Sunan Lawu ada. Sebab binatang ini diduga sebagai salah satu penjaga gaib kawasan Gunung Lawu. Karena itulah, dia akan muncul saat ada orang-orang yang berniat jahat.

Seperti konon saat pasukan Kerajaan Demak mengejar Prabu Brawijaya V yang mengungsi ke Gunung Lawu.
Jenis binatang yang kedua adalah burung jalak Lawu, yang kerap muncul mengikuti para pendaki saat melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Lawu. Jalak Lawu sendiri sebenarnya sosok mahluk yang nyata. Artinya dia memang benar-benar salah satu jenis burung endemik Gunung Lawu.

Bagi para pendaki yang menjelajah kawasan Gunung Lawu, keberadaan burung yang masuk dalam keluarga Turdus Poliocephalus itu memang sangat membantu. Sebab dia akan menunjukkan jalan ke arah puncak Gunung Lawu, sehingga para pendaki tidak tersesat.
Dan hal yang sama konon juga dialami oleh Prabu Brawijaya saat memutuskan menghabiskan masa hidup Gunung lawu. Begitu masuk kawasan gunung ini, dia disambut oleh seekor buruk jalak gading sebutan lain jalak Lawu.

Burung ini lantas berubah wujud menjadi seorang manusia yang mengaku bernama Wangsa Menggala, dan selanjutnya mengantarkan Prabu Brawijaya menuju puncak Gunung Lawu.
Cerita inilah yang kemudian membuat sosok burung jalak Lawu mendapatkan pandangan yang istimewa bagi masyarakat di sekitar Gunung Lawu. Yang mana tidak ada orang yang berani mengusik kehidupan burung ini. Sehingga membuat burung ini tidak pernah takut dengan kehadiran manusia di dekatnya.

Perilaku unik burung jalak Lawu yang nyaris tidak pernah takut dnegan keberadaan manusia di sekitarnya ini, juga semakin menguatkan keyakinan bahwa burung ini bukanlah burung biasa. Masyarakat semakin meyakini kalau burung tersebut memang jelmaan sosok penjaga gaib Gunung Lawu. Yang akan menuntun siapa saja yang berniat baik, menuju ke puncak Gunung Lawu.

Cemoro Sewu Gerbang Pendakian Gunung Lawu
“Salah satu syarat agar selamat saat naik ke Gunung Lawu adalah hati yang bersih. Sebab kalau tidak, maka bukan tidak mungkin akan dapat musibah yang salah satunya tersesat. Dan bagi mereka yang memang berniat baik, biasanya akan dipandu oleh jalak Lawu, sehingga tidak tersesat. Makanya tidak ada orang yang berani mengganggu keberadaan burung itu,” jelas  Eyang Sis Ngadiman, tokoh spiritual  Karanganyar ini serius.

“Kalau ada orang yang berani mengganggu atau bahkan membunuh burung ini (jalak Lawu), maka bisa dipastikan dia akan tersesat, meskipun sebenarnya sudah hapal jalan di kawasan Gunung Lawu. Namun bagi mereka yang sudah kerap datang ke Gunung Lawu, pasti akan mematuhi peraturan tidak tertulis yang berlaku di kawasan ini, yang salah satunya tidak mengusik keberadaan burung jalak Lawu,” sambung  Eyang Sis Ngadiman.

Selain harimau dan burung jalak Lawu, di Gunung Lawu juga ada satu jenis binatang lagi yang diyakini sebagai sosok penjaga gaib kawasan ini, yaitu kiyongko. Kiyongko sendiri adalah salah satu keluarga serangga dari jenis kelabang. Namun berbeda dengan kelabang pada umumnya, tubuh kiyongko jauh lebih besar dan bisa mencapai panjang hingga lebih dari 30 cm.

Hal lain yang membedakan dengan kelabang pada umumnya, adalah bentuk tubuh kiyongko yang cenderung membulat, beda dengan tubuh kelabang yang pipih. Ruas tubuh kiyongko juga tidak terlalu banyak, sehingga jumlah kakinya terlihat lebih sedikit, meskipun ukurannya lebih besar.

Kiyongko juga diyakini memiliki bisa yang sangat kuat. Bahkan di ujung-ujung kakinya juga terdapat bisa yang bisa membuat lumpuh mangsanya. Dan hal lain yang menjadi perbedaan paling mencolok antara kiyongko dan kelabang adalah kemampuannya berdiri dan meloncat seperti seekor ular. Yang mana hal itu bisa memudahkannya dalam menangkap mangsa.
Keyakinan bahwa kiyongko adalah salah satu binatang gaib penjaga Gunung Lawu tak lepas dari legenda yang berkembang di kawasan ini. Yang konon menceritakan bahwa dahulu di lereng Gunung Lawu pernah hidup sosok pertapa sakti yang bernama Ki Ageng Sabuk Janur.
Pada suatu ketika desa tempat tinggal Ki Ageng Sabuk Janur tiba-tiba mengalami kekeringan. Sumur serta sungai mengering, tanaman banyak yang mati dan upaya warga untuk mencari sumber air juga tidak berhasil. Hal ini akhirnya mendorong Ki Ageng Sabuk Janur untuk turun tangan.

Dari penyelidikan yang dilakukannya, ternyata sumber air yang selama ini mengairi pemukiman warga tertutup sebongkah batu berukuran sangat besar. Dan di bawah batu itu melilit seekor kelabang raksasa yang menjaganya.

Kelabang berukuran sebesar batang pohon kelapa itupun langsung menyerang Ki Ageng Sabuk Janur, saat disuruh meninggalkan batu tempat tinggalnya. Pertempuran dahsyat pun terjadi di antara keduanya hingga berhari-hari. Hal ini terjadi karena selain berukuran sangat besar, kelabang itu diceritakan sangat kuat dan sakti. Sehingga Ki Ageng Sabuk Janur sampai kewalahan menghadapinya.

Namun akhirnya dengan senjata andalannya berupa cemeti atau cambuk dari janur (daun kelapa), Ki Ageng Sabuk Janur berhasil mengalahkan kelabang tersebut. Binatang itupun selanjutnya memindahkan batu besar yang menutupi sumber air, serta menjadi pengikut Ki Ageng Sabuk Janur.

Oleh Ki Ageng Sabuk Janur, kelabang yang oleh masyarakat setempat disebut Kiyongko itu diperintahkan menjaga kawasan Gunung Lawu, terutama di wilayah perairannya.
Kisah legenda pertempuran Ki Ageng Sabuk Janur dengan kiyongko juga diwujudkan dalam bentuk kesenian tari yang menjadi salah satu kesenian andalan wilayah Kecamatan Ngargoyoso.

Dan kesenian yang dimainkan secara kolosal inipun kerap ditampilkan dalam berbagai ajang kebudayaan baik di tingkat lokal maupun nasional.
Pal Puncak Gunung Lawu
Sampai saat ini binatang kiyongko masih kerap terlihat di sekitar bongkahan-bongkahan batu yang ada di sepanjang jalur sungai yang ada di kawasan Gunung Lawu. Namun demikian, sosok binatang ini diyakini sangat bernuansa mistis. Sebab bila sengaja dicari, keberadaannya tidak akan pernah bisa ditemukan. Meski sebelumnya terlihat di suatu tempat.
“Kemunculan kiyongko cenderung bernuansa mistis. Sebab dia hanya muncul sekehendak htinya sendiri. Bahkan saat kita berusaha mencarinya di suatu tempat yang selama ini kita yakini sebagai tempat tinggalnya, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah menemukannya,” ungkap Eyang Sis Ngadiman

Dikatakan lagi oleh Eyang Sis, bahwa kemunculan kiyongko pada dasarnya sebagai sebuah bentuk peringatan terhadap para pengunjung Gunung Lawu agar tidak merusak lingkungan, terutama kawasan sumber air. Dengan demikian maka kelestarian lingkungan di kawasan gunung ini senantiasa terjaga dengan baik.

“ Kalau di sekitar sungai sampai ada kiyongko yang keluar, berarti kawasan di mana kiyongko itu muncul adalah kawasan yang harus dijaga. Sehingga jangan sampai kita melakukan hal-hal yang bersifat merusak di tempat itu. Sebab kiyongko ini akan siap menyerang. Dan kalau sampai meyerang, bisa dipastikan nyawa taruhannya. Karena bisa kiyongko ini sangat kuat,” sambung Eyang Sis

Karena itulah sebagai orang yang hampir tiap saat keluar masuk kawasan Gunung Lawu, Eyang Sis  mengingatkan agar senantiasa menjaga perilaku saat hendak berpetualang di Gunung Lawu. Hendaknya senantiasa menjaga lingkungan, agar terhindar dari kemungkinan buruk. Yang muncul akibat serangan mahluk-mahluk gaib, penjaga Gunung Lawu. 
 


MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend

Jumat, 27 Januari 2017

Susuk 1001 Hajat


Susuk 1001 Hajat di ciptakan dengan formulasi khusus dengan media pilihan dan di ‘asma’/ dimasukan Ayat-ayat cinta, doa-doa mujarab.
Pilihan, Insyaallah berkhasiat untuk: 

Memancarkan aura, pemanis, pesona, daya pengasihan, pemikat, daya tarik baik secara personal/universal, daya maghnit. Dll
Menghilangkan aura negative, menghilangkan sial/apes. Memancarkan hokky keberuntungan dan kemudahan usaha, rejeki, karier, jabatan dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

Pemakai Susuk 1001 Hajat diperbolehkan makan apa saja, misalnya sate, pisang emas, sayur daun katuk, kelor dll. Diperbolehkan pergi kemana saja, dalam/ Luar negeri dan boleh melewati apa saja: perjalanan laut dan udara. Boleh lewat di bawah jemuran, makam keramat dll, semua aman.

Susuk 1001 Hajat tidak membahayakan kesehatan, tidak ada efek samping apapun, tidak melanggar agama atau kepercayaan apapun, tidak mempersulit proses kematian dll, aman saatnya kembali kehadirat ALLAH SWT (TUHAN YME), khusnul Khotimah, tetap sempurna. Aaminn…Karena setelah dipasangkan, dalam waktu satu jam merdia SUSUK (emas/berlian dll) yang dipasangkan ke dalam tubuh akan langsung mencair/larut dan mengalirkan daya kekuatannya pada tubuh (Jadi sudah tidak menyimpan benda/ hanya menyimpan powernya). Jadi kapanpun mau menambah lagi bisa dan diperbolehkan dan tidak terjadi penumpukan, bahkan akan senakin bagus (Full Power)
Mahar Susuk 1001 Hajat sesuai media yang dipiulih, Yakni:
Media Emas 18 karat  @  500.000 Media Emas 22 karat  @ 700.000 Media Emas 24 karat @  1.000.000  Media Berlian 18 karat @  1.500.000 Media Berlian 22 karat @  2.000.000 Media Berlian 24 karat @  3.000.000

Susuk 1001 Hajat (Premium class) Emas + Berlian + Rajah Nur Tsuroya + minyak pengeretan & pembius Sukma @ 10.000.000 

Susuk 1001 Hajat (Super Premium Hight Class) Kombinasi Emas + Berlian + Ramuan Extrac Samberlilen + Rajah Nur Tsuroya Pengeretan dan Pembius Sukma @ 25.000.000

Alamat: JL Raya Condet Gg Kweni Rt. 01 Rw.03 No. 31 (Seberang SPBU/ Belakang Megabaja), Condet, Jakarta Timur. Contac Person HP:  08159852189



MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST)                                                   

 https://www.youtube.com/watch?v=KhHB9mTGQ3E&feature=youtu.be  

Nuansa Mistis Kolam Keramat dan Batu Misterius di Goa Putri

Gua Putri
Palembang, Sumatera Selatan terkenal juga dengan Legenda Si Pahit Lidah yang kisahnya sering masuk dalam buku-buku pelajaran sastra sekolah. Dalam cerita  rakyat tersebut dikisahkan pula tentang sebuah goa batu   Nah konon, menurut cerita turun-temurun yang dipercaya masyarakat setempat, goa dalam cerita tersebut adalah Goa Putri.
Goa ini terletak di Desa Padang  Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Oku, Sumatera Selatan. Goa Putri memiliki panjang 150 meter dan lebar 8-20 meter dengan keindahan stalagtit dan stalagmit yang luar biasa.
Bentuk stalagtit dan stalagmit di sini beragam, ada yang besar memanjang seperti kubah, ada pula yang menggantung. Suara aliran Sungai Semuhun di dalamnya menjadi terapi alam yang menghadiahkan ketenangan pada para pengunjung.
Kolam Kermat Gua Putri
Sungai ini bersumber dari kawasan hutan rimba yang mengalir masuk dari bagian belakang goa. Untuk menjelajahi gua, para pengunjung harus berjalan kaki. Karena atap-atap gua begitu tinggi, dan sudah terdapat pencahayaan serta tangga-tangga, kamu tidak membutuhkan perlengkapan khusus apapun untuk menikmatinya.
Lokasi goa ini berdiri merupakan wilayah yang berada di perbukitan. Oleh sebab itu hawa sejuk akan menemani kunjungan kamu. Lingkungan vegetasi di sekitar Goa Putri mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan fisik wilayah ini. Goa dikelilingi perkebunan jati, beringin dan semak belukar. Dominasi pepohonan yang rimbun menambah kesejukan suasana goa.
Tidak jauh dari pintu masuk goa yang memiliki lebar 15 meter dan tinggi 10 meter, kamu akan menemukan sebuah batu yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Balian. Meskipun ruangan di dalam goa gelap dan lembab, kamu tetap bisa melihat dekorasi goa dengan jelas karena dipasang lampu-lampu di banyak rongga dan lorong.
Dengan tuntunan seorang pemandu wisata, ruang demi ruang di dalam goa akan dijelaskan secara detail berikut cerita Si Pahit Lidah yang terkenal di Sumatera Selatan tersebut. Jangan lupa untuk mencuci muka di kolam Putri Dayang Merindu.
Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang mencuci muka di kolam ini sambil berdoa, doa-doa mereka akan menjadi kenyataan. Kamu juga berkesempatan memasuki Museum Purbakala Si Pahit Lidah di dalam kompleks Goa Putri yang menyimpan koleksi kerangka manusia purba.


MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST)

https://www.youtube.com/watch?v=KhHB9mTGQ3E&feature=youtu.be

Gunung Srandil, Obyek Wisata Sarat Dengan Nuansa Mistis


                     
         Gunung Srandil

Gunung Srandil salah satu objek wisata religius atau spiritual yang setiap hari lokasi wisata ini dikunjungi puluhan bahkan ratusan peziarah di goa-goa yang terdapat di Gunung Srandil tersebut. Selain hari liburan, obyek wisata bukit Srandil ramai dikunjungi pada malam Jumat dan hari Selasa Kliwon di bulan Sura. Umumnya sebagian besar dari pengunjung melakukan ritual berziarah di Makam di Gunung Srandil

Didalam area Gunung Srandil tersebut terdapat beberapa petilasan yang selalu ramai dikunjungi. Petilasan di Gunung Srandil ini dibagi menjadi dua lokasi, pada bagian bawah terdapat lima titik pepunden serta dua titik pepunden lainnya berada di puncak Gunung Srandil. Kesemuanya itu merupakan rangkaian yang berurutan apabila peziarah hendak berziarah di lokasi tersebut.


Mitos dari Gunung Srandil lokasi tersebut dipercaya mempunyai nuansa yang berbeda. Dikarena pernah disinggahi oleh orang – orang yang mempunyai kesaktian tinggi serta petilasan tersebut seringkali dikeramatkan oleh mereka yang datang berziarah dengan tujuan mencari berkah.



Ketika peziarah memasuki kawasan Gunung Srandil, pengunjung akan masuk ke sebuah area Padepokan Agung Mandalagiri. Tempat tersebut dibangun oleh Paguyuban Cahya Buwana digunakan sebagai tempat berkumpulnya anak cucu Kakek Semar. Padepokan ini juga digunakan untuk bermalam bagi mereka yang berziarah ke Gunung Srandil.



Selain itu di sekitar lokasi Gunung Srandil juga terdapat sebuah Pantai Srandil yang letaknya berada di bagian selatan Gunung Srandil tersebut. Lokasi Pantai Srandil tersebut dijadikan sebagai obyek wisata dan tempat memancing warga sekitar. Pantai Srandil ini memiliki hamparan pasir yang sangat lebar serta memanjang, sehingga pemandangan dari lokasi pantai tersebut sangat luas ke arah laut.



Jalur menuju lokasi obyek wisata Gunung Srandil dan Pantai Srandil relatif mudah. Dengan mengunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, akses menuju lokasi sudah beraspal serta dekat dengan jalan lintas selatan. Papan petunjuk arah menuju lokasi pun sudah terpasang di sepanjang jalan menuju lokasi wisata tersebut. Tiket masuk lokasi wisata ini, pengunjung hanya ditarik sekitar Rp 2.000 per orang, Anda sudah dapat menikamati obyek wisata tersebut. Tempat parkir di lokasi wisata ini sangat luas karena hamparan tanah lapang di sekitar lokasi pantai ini mampu menampung kendaraan roda dua maupun roda empat.  



MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST)

https://www.youtube.com/watch?v=KhHB9mTGQ3E&feature=youtu.be

Kamis, 26 Januari 2017

GEMBLENGAN DAYA KAROMAH SAPUJAGAD


 Gemblengan ini sifatnya adalah membuka bakat/potensi supranatural seseorang yang terpendam, sehingga bisa muncul kepermukaan sekaligus bisa dimanfaatkan keberadaannya.
    Kami telah menemukan cara gemblengan ini dengan system pengijazahan (transfer energy dan pengesahan) tanpa puasa , wirid yang berlebihan dan atau ritual lainnya. Sehingga mudah, praktis di ikuti oleh siapa saja, suku, agama dan profesi apapun bisa mendapat Gemblengan Daya Karomah Sapujagad ini.




MANFAAT GEMBLENGAN DAYA KAROMAH SAPUJAGAD:
.           
Mengakses energy Positif Semesta untuk keseimbangn hidup dan Spiritual, sehingga kita selalu dinaungi keberkahan, kesehatan, kesuksesan, hokky, keberuntungan dalam segala hal. Aminn..
.           Dilingkari energy Karomah, Selamat dari tindak kejahatan, penodongan, gendam, penyalahgunaan hipnotis dll. Anti santet, teluh, tikam, tembak dan tindak kejahatan yang lainnya.
.           
Dikawal oleh pendamping Gaib (ruhaniyah/malaikat) dari Doa Sapujagad.
.           Pancarkan Aura, pesona, pengasih, wibawa, bersahaja, dicintai, dihargai, disegani, dan dihormati oleh siapapun.
.           Energi Sapujagad bisa memudahkan kita ikthiar menyembuhkan diri dari sendiri atau orang lain saat ALLAH SWT memberikan ujian berupa nikmat dan sakit.
.           Mendeteksi, menghipotesa, menganalisa sebuah penyakit/problem dengan kepekaan intuisi batin untuk mendapatkan sebuah obat atau solusi dari suatu masalah dalam kehidupan.

.           Menetralisir energy negative, tempat angker, gangguan gaib.
.           

Terbuka indera batin (indera ke enam), kontak dengan alam astral, komunikasi batin dengan demensi gaib dll.
.           Menyembuhkan korban gendam jalanan, guna-guna, santet, kejahatan jin fasik dll.
.           Mudah dalam belajar menguasai ilmu Ghaib, Supranatural dan masih banyak Fadhillah dan Rahasia lainnya.
.           Bila Anda pernah mengikuti Gemblengan  atau Bai’ad sejenis ilmu Hikmah, kesupranaturalan, beladiri energy, kebatinan pada beberapa Ulama/ Guru Spiritual lain, maka 


GEMBLENGAN DAYA KAROMAH SAPUJAGAD akan lebih semakin menyempurnakan ilmu Anda.
.           Insyaallah…senantiasa terjaga kedamaian hati dan keimanan…Aminn…Ya Robbal Aalamin.
.           Terbuka indera bathin, kontak dengan alam astral, komunikasi bathin dengan demensi gaib,dll.
.           GEMBLENGAN DAYA KAROMAH SAPUJAGAD, bisa diikuti siapa saja, tanpa membedakan SARA (Suku, ras, agama dan golongan).
.           GEMBLENGAN DAYA KAROMAH SAPUJAGAD, diijazahkan dalam 4 pilihan program, yaitu:
.           Program Dasar, mahar  @ 750.000
.           Program Madya, mahar  @ 1.750.000
.           Program Guru, mahar  @ 5.750.000
.           Program Mukasyafah, mahar @ 10.750.000
Anda  bisa memilih sesuai dengan tingkatan program yang diinginkan (bisa bertahap/bisa tidak melalui tahapan/ langsung program tertinggi).
Langsung di tes di tempat dengan tes selamat dari senjata tajam, selamat dari lontaran besi, bogem/martil besar, patahkan besi baja dengan pukulan tangan

kosong) dll.GEMBLENGAN DAYA KAROMAH SAPUJAGAD, hanya diijazahkan/ di Syahkan oleh GUS COKRO SANTRI (Gus Cokro), 

Alamat: JL Raya Condet Gg Kweni Rt. 01 Rw.03 No. 31 (Seberang SPBU/ Belakang Megabaja), Condet, Jakarta Timur. Contac Person HP:  08159852189




MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend

Rabu, 25 Januari 2017

Napak Tilas Pangeran Sambernyawa di Sapta Tirta Pablengan

Sapta Tirta Pablengan
Pablengan merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Desa Pablengan menjadi jalur penghubung antara kecamatan Matesih dengan Kecamatan Karangpandan.
 Di desa Pablengan terdapat sumber mata air Sapta Tirta, yang merupakan salah satu objek wisata Kecamatan Matesih. Kisah tentang asal mula sumber mata air Sapta Tirta bermula dari kekecewaan Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) terhadap bangsa Belanda yang semakin berani mencampuri urusan dalam keraton Kartasura.
Raden Mas Said kemudian pergi meninggalkan keraton untuk mengadakan perlawanan dengan Belanda. Beliau bertapa di Bukit Argotiloso dan mendapatkan wahyu untuk mengambil pusaka Tombak Tunggul Naga. Tombak tersebut di kemudian hari dipergunakan Raden Mas Said untuk memukul mundur pasukan Belanda.

Sapta Tirto
Dalam pertapaannya, Raden Mas Said memperoleh petunjuk agar turun dari Argotiloso menuju ke tujuh sumber mata air di lereng bukit. Sesampainya di sendang tersebut, beliau mendengar suara gaib agar seluruh balatentaranya dimandikan di seluruh mata air tersebut.
Di tempat mandi pertama, yakni di air Bleng, bertujuan untuk membulatkan tekad (ngeblengake) dan menyatukan cipta, rasa, serta karsa. Sementara di tempat mandi kedua, di air Urus-urus, memiliki makna filosofi agar tujuan beliau mengusir penjajah dapat terurus atau tercapai.
Tempat mandi ketiga, di air Londo/Soda bertujuan agar memperoleh kesegaran jasmani dan tidak kelelahan saat perang gerilnya. Di tempat mandi keempat dan kelima, yakni di air mati dan air hidup (panguripan) bertujuan mengingatkan bahwa hidup dan mati dalam peperangan harus diserahkan kepada Tuhan.
Kemudian di tempat mandi keenam, di air Kasekten, memiliki makna agar pasukan Raden Mas Said mendapatkan kekuatan secara batiniah untuk tak lelah melawan penjajah. Adapun di tempat mandi terakhir atau ketujuh, di sumber air hangat Kamulyan, bertujuan agar segala tujuan mendapatkan ketenteraman, kedamaian, dan kemakmuran.
Oleh Mangkunegara III, di kawasan tersebut dibangun tempat peristirahatan Langen Harja bagi penguasa dan kerabat lingkungan Mangkunegaran.
 

MNC WORLD NEWS
Glimpse From The Past – Indonesia’s Urban Legend
(Ki Cokro ST)