Senin, 18 Desember 2017

Misteri Legenda Buto Ijo

Misteri keberdaan legenda buto ijo memang selalu menjadi perbincangan. Soalnya, tokoh Buto Ijo selama ini susah untuk dibuktikan dengan kasat mata. Legenda Buto Ijo tetap hidup karena kerap dipakai untuk menakuti anak-anak yang belum tidur walau sudah larut malam.

Menurut banyak orang, Buto Ijo sebetulnya hanya tokoh rekaan manusia. Ia tidak akan pernah ada dalam kehidupan kita. Ia hanya mitos, hanya khayalan. Meski hanya khayalan, gambaran menyeramkan Buto Ijo bisa jadi adalah interpretasi kebudayaan akan kehidupan yang hitam dan kotor.
Buto Ijo digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar ibarat raksasa dengan tubuh yang berwarna hijau. Kehadirannya selalu disertai dengan aroma busuk yang sangat menyengat, persis seperti busuk lumpur pembuangan limbah rumah.
Dalam sejumlah cerita rakyat, Buto Ijo selalu diceritakan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab ketika terjadi gerhana bulan. Buto Ijo dianggap sedang menelan bulan sedikit demi sedikit hingga akhirnya habis. Itulah legenda, cerita rakyat yang berkembang dari dulu.
Meski sebenarnya kita sama-sama tahun bahwa peristiwa gerhana bulan yang kerapkali terjadi adalah peristiwa alam biasa. Ketika gerhana bulan terjadi, bulan posisinya berada di belakang matahari, sehingga ketika matahari berjalan akan menutupi rembulan. Memang nampak kalau bulan sepertinya berangsur-angsur gelap, padahal sesungguhnya rembulan sedang tertutup oleh matahari.
Jadi, sungguh tidak benar rembulan itu ditelan bulat-bulat oleh Buto Ijo. Pun tidak benar pula, manakala ada anak berbuat nakal atau melawan orang tua mereka maka akan dimakan oleh Buto Ijo.
Sulit memperkirakan kapan dan dimana asak usul cerita rakyat hal Buto Ijo berkembang di masyarakat kita. Hanya saja, hingga kini kita kerap masih mendengarkan nama Buto Ijo hadir dalam aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan ritual pesugihan. Ya, pesugihan Buto Ijo!
Dalam tradisi sebagian masyarakat di negeri ini, pelibatan makhluk halus dianggap sebagai cara cepat dan instan meraup kekayaan melimpah, meski umumnya juga diketahui memiliki konsekuensi.
Pesugihan Buto Ijo
Makhluk halus layaknya Buto ini konon biasa dimintai bantuan oleh para dukun dan paranormal untuk mempercepat mendatangkan uang dan kekayaan materi dengan hebat.
Mereka yang melakukan pesugihan Buto Ijo ini, konon akan selalu diiringi oleh Buto Ijo dalam beraktivitas atau berbisnis. Saat pelaku bernegosiasi, mereka akan menggedor hati lawan bisnis untuk menyerahkan bisnisnya pada pelaku.
Saat pelaku pesugihan berjualan rumah, mobil dan sebagainya, Buto Ijo akan membantu mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Saat berjualan, pembeli akan dirayu si Buto Ijo untuk membeli di tempat kita.
Konon, Buto Ijo bisa juga ditemukan di bank-bank, lembaga dan perusahaan yang berhubungan dengan keuangan. Konon, Buto ijo dijadikan sebagai satpam gaib yang setia menunggui lembaga keuangan agar terbebas dari pencurian tuyul dan “dedemit pencuri uang gaib” lainnya.
Sayangnya, semua bentuk pesugihan dan pemufakatan dengan makhluk halus pasti memiliki sejumlah konsekuensi. Sebagaimana yang terjadi saat bermufakat dan meminta sesuatu dengan jenis makhluk halus apapun, maka mereka pun akan minta tumbal atau imbalan baik yang ringan maupun yang berat.
Karena itu, banyak ahli kebatinan menyarankan agar orang-orang tidak menggunakan Buto Ijo sebagai tenaga pesugihan. Soalnya, Buto Ijo konon memiliki watak yang brangasan, ngawur dan tidak terkontrol. Jika “imbalannya” dipandang tidak begitu bagus, bisa saja ia akan mengamuk dan meminta korban nyawa dari keluarga si pelaku pesugihan.
Konon, untuk mendatangkan si Buto Ijo, kita hanya perlu mempersiapkan ritual dan sejumlah sesajen. Untuk pemancing, ritual yang biasanya dilakukan adalah membakar kembang setaman, kemenyan Arab dan dupa Cina sambil membaca mantra berulang-ulang hingga Buto Ijo datang.
Selain itu, kita juga perlu mempersiapkan ayam kampung, air putih di kendi, wewangian lain dan madat yang mahal, diletakkan di atas nampan anyaman bambu tradisional. Dari sini kemudian dirapalkan beberapa mantra dan doa yang menjadi pengantar untuk semakin mempercepat si Buto Ijo datang memakan sesajen yang sudah disiapkan.
Adapun mantra yang biasa digunakan untuk memanggil datangnya Buto Ijo adalah sebagai berikut:
Hong ilaheng prayoga naniro, Aku si komo dadiaku teko ngajak dulurku si komo wurung, mayan-mayanku, bukakno plawangan gaibe…sedulurku den baguse kaki Buto Ijo lan den ayune nini Buto Ijo,Hu..hu..hu..hurip, jud maujudo ono ngarsaku heh dulurku, tak jaluk mreneyo, jabang bayiku…duwe perlu marang sliramu, siro teko-o,wujuto gage memoni aku…
Jika ritual dan sesajen berjalan lancar, si Buto Ijo akan datang dan menikmatinya. Lalu, setelah kenyang, Buto Ijo akan bersedia mengobrol atau melayani apapun permintaan si pelaku.
Nah, masih percayakah Anda dengan cara pesugihan? Siapkah Anda dengan konsekuensi bersekutu dengan makhluk halus? Terlebih si pelaku juga belum tentu tahu yang datang itu buto ijo, jin, setan atau jenis lain yang akan selalu mempermainkan manusia.


Sabtu, 16 Desember 2017

Mengenal Sekilas Ilmu Santet

Dalam membahas ilmu santet seolah tidak ada habisnya. Secara umum, pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memasukkan benda atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan menyakiti.

Benda yang dimaksud tersebut adalah,  misalnya sebuah paku atau seekor binatang berbisa yang dikirim secara gaib untuk dimasukkan ke tubuh seseorang dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Seperti 
ilmu-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa merupakan ilmu putih atau ilmu hitam tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Tetapi dalam aplikasinya ilmu putih ini dipadukan dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan diselewengkan (dihitamkan) oleh pelakunya, misalnya yang aslinya digunakan untuk menidurkan bayi yang rewel agar bisa terlelap, oleh maling ilmu ini diselewengkan untuk menidurkan calon korbannya.

Ilmu untuk meluluhkan hati orang yang keras atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk membuat orang lain terlena bujuk rayunya. Kasus yang terakhir ini marak yang umum kita kenal dengan istilah gendam.

Walaupun proses santet yang gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara logis santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Pada saat santet akan dikirim, benda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun inatang berbisa ini diubah dari materi menjadi energi.

Kemudian dalam bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Sehingga apa-apa yang tadi dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh seseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan kesakitan pada tubuh orang yang disantet.

Sementara  ilmu santet yang lebih mengarah ke hal negative, biasa disebut sebagai  ilmu hitam. Berdasarkan pengetahuan secara umum, ada dua jenis santet menilik dari jenis kekuatan yang dijadikan sumber kekuatannya.

Pertama adalah santet yang dalam prosesnya memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaannya, pelaku santet akan bekerja sama dengan makhluk gaib sebagai media pengiriman santet.

Untuk mengajak si makhluk gaib untuk dijadikan "kurir" ini tentu saja pelaku santet harus memberikan imbalan sesuai yang diminta oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang diperuntukkan makhluk gaib sebagai makanan untuknya.

Imbalan juga dapat berbentuk lain sesuai permufakatan makhluk
 gaib dengan pelaku santet. Setelah imbalan yang dijanjikan disepakati, maka "sang kurir" pun akan melakukan tugasnya membawa santet menuju sasaran.

Ada kasus misalnya sesaji atau imbalan yang disepakati lalai atau tidak dilaksanakan oleh pelaku santet, maka dalam kasus ini bisa saja si makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku santet. Sehingga bisa disimpulkan hal ini lah yang merupakan resiko bagi para pelaku santet.

Kedua, adalah santet yang bersumber dari kekuatan batin. Santet dengan metode ini membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku spiritual.

Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin biasanya dibantu dengan kekuatan visualisasi (pembayangan) yang kuat dari pelaku. Misalnya santet dengan menggunakan media bambu apus yang ketika hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera tertentu, setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan berniat menyumbat kubul dan dubur si jabang bayi (sasaran).

Konon, dengan cara demikian, seseorang yang dituju tidak bisa buang air besar maupun air kecil. Sehingga pada 
hakikatnya kekuatan santet ini bersumber dari memusatan kehendak batin saja. Sedangkan peran dari ritual, seperti membaca mantera atau laku tirakat lain merupakan sarana penunjang yang mampu membantu visualisasi batin sehingga bertambah kuat. 


Cerita Legenda Seputar Gunung Wilis



Pada 1207 Dandang Gendis atau Sri Krtajaya Putra Mahkota kerajaan Kediri terakhir naik gunung Wilis untuk mengejar cintanya pada dewi Amisani anak Resi Brahmaraja.


Tokoh Dandang Gendis kelak setelah menduduki tampuk singgasana kekuasaan di kerajaan Kediri pada akhirnya ditaklukkan oleh pasukan Arok di desa Ganter pada 1222 yang membikin pamor kerajaan Kediri menjadi pudar, mati suri, menjadi kerajaan kecil, dan kerajaan bawahan.
Serangan Arok itu kelak dibalas oleh Jayakatwang seorang raja Kediri berikutnya, yang berhasil menyerang kerajaan Singosari dan hingga bahkan berhasil membunuh Baginda Sri Krtanegara sendiri pada 1290-an.

Resi Brahmaraja seorang pertapa di masa itu yang hidup bersama putrinya dewi Amisani. Konon kecantikan dewi Amisani tersebar ke seantero penjuru kerajaan Kediri. Dalam mengejar cinta dari sang pujaan hati inilah yang membulatkan tekad Dandang Gendis, yang masih sebagai seorang putra mahkota Kediri nekad kabur sendirian dari istana memasuki hutan belantara Wilis untuk menemukan di mana tempat tinggal sang pujaan hatinya.

Gunung Wilis yang termasuk gunung berapi memiliki satu puncak tertinggi yang bentuknya tidak lancip akan tetapi agak datar dan panjang. Sampai hari ini dari puncak Wilis mengalir berbagai sumber mata air yang turun ke bawah sebagian membentuk beberapa air terjun.

Salah satu air terjun dari puncak Wilis sebelah selatan di wilayah Besuki adalah Irenggolo. Kemudian di sebelah utara Wilis di wilayah Sawahan terbentuk pula air terjun Sedudo, konon Sedudo menjadi pasangan gaib daripada air terjun Coban Rondo yang terletak di wilayah Waduk Selorejo, Malang.

Di samping kedua air terjun itu, kira-kira pada bagian tengah hampir mendekati puncak Wilis paling tinggi terdapatlah Air terjun Ngleyangan yang masih perawan di wilayah Bolawen.
Jika Irenggolo dan Sedudo sudah dibuka menjadi obyek wisata, air terjun Ngleyangan masih bertahan di tengah hutan belantara dan belum dibuatkan jalan ke sana. Lokasinya dari jalan aspal kira-kira satu jam jalan kaki orang dewasa.

Puncak air terjun Ngleyangan ternyata lebih dahsyat indahnya dibanding semua air terjun dari puncak Wilis lainnya, di puncak air terjun terdapat sisa situs berupa sumur dan patung-patung Hindu.
Konon di situlah tempat Mpu Brahmaraja hidup bersama putrinya dewi Amisani menjalani laku tapa, walaupun sangat tersembunyi di tengah hutan belantara tempat itu pun akhirnya berhasil ditemukan oleh Dandang Gendis setelah berbulan-bulan mencarinya.
 
Untuk sampai ke atas sana tidak banyak rute yang bisa ditempuh, dan yang paling mudah memang hanya berpatokan pada beberapa rute memutar menuju lokasi puncak Air terjun Ngleyangan.
Pada puncak air terjun itulah dahulu tempat Mpu Brahmaraja bertapa, dan ke tempat itulah Dandang Gendis pernah hidup bersama pertapa itu untuk beberapa waktu lamanya sampai ia dijemput pulang ke keraton Kediri untuk dinobatkan menjadi raja Kediri yang baru bergelar Sri Krtajaya untuk menggantikan Jayasheba yang mangkat beberapa bulan sebelumnya.

Dandang Gendis yang tengah marak sebagai raja Kediri sekaligus berhasil juga merebut hati putri Resi Brahmaraja tak lama berselang kemudian memboyong Dewi Amisani ke keraton Kediri yang kemudian dinobatkan untuk mendampinginya sebagai Paramesywari Kediri.


Mengulas Makna Daya Magis Pulung

Dalam mitologi Nusantara, alam mikro kosmos mansuia sangat dipengaruhi oleh makro kosmosnya. Artinya manusia adalah bagian dari komponen alam semesra dimana ia hidup. Itulah sebabnya, masyarakat kita atau Jawa secara khusus sangat mempercayai ada tanda-tanda alam pada kejadian yang akan terlaksana dalam kehidupan mereka. Demikian juga sebaliknya laku keprihatinan, usaha, dan gerakan lahir batin seseorang yang disebut sebagai putaran Jagad Cilik atau mikro kosmos, akan memberikan dampak yang berpengaruh langsung pada kehidupan alam semesta dan manusia di luar dirinya atau makro kosmos.

Dalam magis religi masyarakat Jawa, Pulung atau bola api yang melayang di angkasa adalah tanda gaib sebuah kejadian yang bakal terjadi. Pulung ini juga sering disebut wahyu. Dalam falsafah Jawa wahyu adalah wujud kelimpahan rahmat dan pencerahan Tuhan kepada seseorang. Sehingga orang yang mendapat wahyu atau disebut kewahyon, dapat dipastikan hidupnya bakal sukses lahir batin. Tentu saja wahyu juga sebagai tanda seseorang bakal menjadi lebih baik, sukses dan masyur.

Tapi ada juga yang memandang, Pulung, wahyu atau restu gaib ini dapat terjadi karena adanya laku spiritual. Laku batin yang dibarengi laku keprihatinan itu mengundang energi alam untuk bersinergi dan bermurah hati pada orang bertekun dalam usahanya. Umunya laku batin adalah semedi, berpuasa dan berpantang, mengurangi tidur, pergi ke suatu tempat yang dianggap sakral atau laku lainnya.
Selain wahyu, ada empat macam cahaya yang jatuh dari langit, sedikitnya ada empat cahaya mistis yang di yakini sebagai tanda sebuah kejadian atau perubahan.

ANDARU – Umumnya andaru berwujud sinar berwarna kuning kemilau yang pinggirnya kemerah-merahan, terjadi akibat percampuran sinar manic-manik emas, tembaga, dan timah. Seseorang ketiban cahaya Andaru, akan menjadi kaya dengan kelimpahan harta benda yang dapat menyenangkan banyak orang. Pamor kederajatannya juga meningkat tajam, banyak orang yang menyanjung dan hormat padanya. Dominasi pengaruh Andaru dominan pada factor kebendaan.

PULUNG – Cahaya yang jatuh dari langit ini berwarna biru kehijauan. Cahaya itu terjadi dari manic-manik-manik keemasan dan tembaga. Biasanya orang yang kejatuhan pulung hidupnya akan dipenuhi oleh belas kasihan kepada sesama. Banyak orang akan hormat sehingga ia disegani. Pulung berkarakter cinta kasih. Sehingga jatuhnya pulung akan memilih orang yang akan memilih orang yang menjalani upaya lahir dan batin atau keprihatinannya mengamalkan cinta kasih kepada sesama, dalam mewujudkan keindahan, ketenteraman dunia. Amemayu Hayuning Bawana.

GUNTUR – Cahaya berwarna ungu, dengan bingkai berwarna merah muda. Yang terjadi dari campuran tiga sinar, yaitu tembaga, garam, dan belerang. Orang yang kejatuhan Guntur akan menjadi orang besar oelh karena kekerasan, kebengisan, dan ketamakannya. Tingkah lakunya dan gaya kepemimpinannya akan sangat keras dan membuat banyak orang ketakutan. Guntur berkarakter angkara murka.

TELUHBRAJA – Sinar yang jatuh dari langit dengan warna merah, dengan bingkai berwarna biru. Warna ini terjadi akibat campuran tiga sinar, yaitu timah, tembaga, dan belerang. Umunya melambangkan sifat licik, iri, penuh tipu muslihat serta dorongan kuat untuk mencelakai orang lain. konon, bila pada daerah tersebut kejatuhan sinar yang berwarna merah kebiru-biruan atau teluhbraja daerah tersebut akan dilanda pageblug atau bencana yang menyengsarakan banyak orang.




Sebab Musabab Manusia Kesurupan Mahkluk Halus

Fenomena yang terjadi di sekitar kita, secara umum acap kali seseorang dapat dengan mudah dirasuki makhluk halus atau jin. Hal tersebut disebabkan lantaran  jika kondisi tubuh seseorang sedang tidak fit. Meski sebenarnya banyak alas an kenapa makhluk halus/ji merasuki tubuh manusia. Yang lebih sering terjadi makhluk gaib tersebut akan merasuk ke tubuh manusia jika lingkungan atau tempat tinggalnya di usik oleh makhluk lain baik manusia atau bahkan binatang.    

Sifat bangsa jin secara umum ada kesamaan dengan manusia. Adanya bangsa jin menyakiti atau mengganggu sebagian manusia seperti yang sudah saya narasikan diatas. Entah karena disebabkan manusia lebih dahulu menyakiti mereka meski tanpa sengaja, semisal dengan menumpahkan air panas ke meraka, mengencingi mereka, atau menginjak dan merusak rumah mereka.

Atau juga sebaliknya, disebabkan kedzaliman jin itu sendiri, sehingga mereka menyakiti siapapun dan tanpa sebab apapun, seperti yang kerap terjadi juga antar sesama manusia. Dalam hal ini kerap terjadi. kadang-kadang manusia manusia menyakiti saudaranya sendiri tanpa sebab apapun toh.
Secara umum dan paling sangat mendasar, sebab-sebab jin masuk dalam tubuh manusia, diantaranya 
§  Jin tersebut suka sama orang yang dirasukinya.
§  Jin merasa telah disakiti oelh manusia.
§  Karena jin tersebut ingin mendzalimi manusia atas inisiatifnya sendiri, atau sengaja dikirimkan oleh seorang. Dan ini termasuk yang kerap terjadi.
§  Sedangkan kondisi yang rawan dimasuki jin adalah sebagai berikut:
§  Lagi marah.
§  Takut yang berlebihan.
§  Berada di puncak syahwat.
§  Betul-betul lalai.

Ciri-ciri orang yang terkena gangguan jin sebelumnya sudah saya tulis baca disini :
Banyak orang memahami bahwa tanda orang diganggu jin adalah kesurupan. Padahal banyak sekali gejala-gejala lainya yang bisa kita kenanali adalah :

§  Badan terasa lemah, loyo dan tidak ada gairah hidup.
§  Berat dan malas untuk beraktifitas, terutama untuk hal ibadah.
§  Banyak menghayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
§  Tiba-tiba menangis dan tertawa tanpa sebab.
§  Banyak makan tapi tidak kenyang-kenyang, fisiknya kuat sekali.
§  Emisional, mudah marah dan membesar-bedarkan masalah.
§  Kesurupan atau tersumbat syarafnya.
§  Bisa melihat jin dan sensitive akan keberadaan makhluk halus disekitarnya.
§  Sering merasakan hawa dingin atau panas, kesemutan.
§  Banyak tidur dan ngantuk berat.
§  Sering tindihan, dan mengigau dan melontarkan kata-kata kotor dan jorok.
§  Sering mimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat ketinggian.
§  Mimpi melihat  binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, seakan akan mau me
§   nyerangnya.
§  Mimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.
§  Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan atau menendangnya.



Fenomena kesurupan ini kalau ditinjau dari segi ilmiah adalah bermula dari system saraf  yang, kesurupan adalah fenomena gangguan system limbic. Limbic adalah bagian yang bertanggung jawab mengatur emosi, tindakan dan perilaku. System limbic sangat luas dan mencakup berbagai bagian di berbagai lobus otak.

Akibat gangguan emosi dan beratnya tekanan akibat kesulitan hidup, timbulah rangsangan yang akan mempengaruhi system limbic. Akhirnya terjadilah kekacauan dari zat pengantar rangsang saraf.  Untuk mengetahui apakah seseorang itu kesurupan atau mengalami reaksi histeris, dan ini lebih sering terjadi pada kasus kesurupan missal. Pendek kata tidak semua pada kasus fenomena kesurupan missal semua murni kesurupan. Bisa kita lihat dari kelopak matanya. Orang yang mengalami hysteria biasanya akan menahannya dengan kuat saat kita berusaha membuka kelopak matanya. Ini berbeda saat seseorang murni karena kesurupan.

Kalau ditelisik lebih melebar sedikit tentang fenomena kesurupan massal ini, secara lebih khusus pada kasus hysteria. Reaksi hysteria secara massal, sangat potensial menular pada orang yang berada pada disekitarnya, biasanya kerap terjadi pada adik-adik kita yang perempuan. Sebab unsure hysteria adalah ketakutan. Mereka yang mentalnya tidak kuat dan dia sedang bermasalah, dia akan berteriak-teriak, dan tubuhnya akan kejang-kejang atau kaku. Hal ini bisa kita lihat jelas dari tangannya. Perempuan memang relative gampang terkena kesurupan dan hysteria, karena selain factor emosi. Sementara sampai disini dulu, pada lain kesempatan kita akan ulas tentang “Seseorang yang paling potensial mangalami kesurupan”.


Selasa, 12 Desember 2017

Khasiat Mustika Merah Delima

Mustika Merah Delima
Konon, batu Mustika Merah Delima  bisa didapatkan dengan melalui ritual khusus. Mustika Merah Delima ini mempunyai fungsi dan tuahnya diantaranya : Pengasihan, kerejekian, Penglarisan bisnis, Cepat naik jabatan, mempertahankan jabatan dan keselamatan.

Pesugihan putih (tanpa tumbal dan efek negatif lain, tidak mengambil jatah rejeki anak turunan), proteksi dari bentuk energi negatif dan fisik, keberuntungan, kejayaan hidup dan kemulyaan hidup, menambah aura kewibawaan dan membuat lawan bungkam.

Untuk mendapatkan Mustika ini semua tidak lepas dari doa yang terus menerus serta perjuangan yang tidak kenal lelah dalam hal berusaha.

Batu mustika merah delima ini adalah mustika asli trah milik eyang prabu CAKRABUANA, tidak banyak orang yang punya dan memilikinya..insya Allah berkekuatan sangat tinggi.
Siapakah eyang Cakrabuana itu ?

Beliau adalah sebutan nama lain dari Raden Walangsungsang yang merupakan putra tertua Prabu siliwangi dan kakak laki-laki Raden kian santang yang merupakan sosok penting penyebar agama islam di tanah jawa.

Mustika Merah Delima
Konon menurut cerita gaib,beliau memiliki ribuan benda pusaka handal yang sangat sakti dan sulit tertandingi pada masa itu. Beliau adalah paman dari Sunan Gunung Jati Cirebon…sangat istimewa bukan.

Namun mustika ini kami serah terimakan kepada anda yang berjodoh kelak bukanlah untuk kejahatan dan kemusrikan, justru melalui mustika ini kita semakin di ingatkan untuk lebih tekun beribadah seperti pemilik pendahulunya,karena mustika ini sebuah simbol kejayaan sifat dan sosok sang penyebar agama islam tersebut. Bukan untuk main-main dan sombong-sombongan.

Batunya istimewa, fungsi wasilah atau kegunaan dari mustika ini insya Allah jika Allah menghendaki. Yang paling penting kekuatan untuk menarik keberuntungan dan kejayaan mustika ini sangat kuat,sehingga siapa saja yang memegang mustika ini dijauhkan Allah S.w.t dari kemiskinan dan kekurangan pangan hingga 7 turunan.

Merah Delima
Intinya dengan mustika ini anda pakai,Insya Allah atas pertolongan Allah ada lebih dari 1001 macam kegunaan yang kelak bisa langsung anda rasakan,hal ini juga berpengaruh dari isi khodam yang berada di dalam mustika ini sangat sakti sekali,hampir semua fungsi bisa dia lakukan.

Mustika merah delima ini Sangat memukau dan istimewa terkadang di waktu-waktu malam tertentu,misal 1 Muharram,atau malam lain-lain mustika ini mengeluarkan aura nya keluar membias dan menyala meskipun terjadi hanya beberapa menit saja.

Untuk menjaga keutuhan mustika merah delima serta karomahny cukup dengan : Hindari perbuatan serta pikiran negatif, takabur, sombong. terlebih lagi jangan sampai di keramatkan atau di sembahSekali waktu berilah minyak jafaron, dengan meneteskan pada batu tersebut (cukup satu tetes usahakan malam jum’at).

Jika ingin mengunakan mustika ini hendaklah Pasang Doa dan Niat Karena Allah,Terkabul Karena Allah,Karena Sehebat Apapun Mustika Mirah Delima Ini hanyalah sebuah benda, sarana atau wasilah,semua manfaat yang terkandung di dalam nya tidak lepas dari kekuasaan Allah dan atas Ijin serat ciptaan Dari-NYA.

Semoga mustika istimewa yang satu ini,semakin menambah keimanan serta ketaqwaan kita terhadap Ke AGUNGAN ALLAH S.W.T. Mustika ini hanyalah wasilah atau syareat saja, semua manfaat dan karomahnya adalah atas ijin dari ALLAH SWT. Cocok di pakai siapa saja, tua ataupun muda, tanpa membedakan agama, suku, dan ras, tidak ada pantangan yang berarti, tidak ada efek.

Menelisik Asal-Usul Pesugihan Gunung Kawi

Gunung Kawi termasuk lokasi pesugihan paling populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Meskipun belum ada data valid seputar orang yang berhasil kaya setelah melakukan ritual pesugihan di sana ataupun orang yang gagal menjadi kaya setelah ritual.Persoalan lainnya adalah ada orang-orang yang bertindak seolah-olah membantu melancarkan urusan Anda di Gunung Kawi, tetapi malah berakibat menguras uang Anda. Khususnya terkait biaya selametan, ubo rampe dan sebagainya.
Dalam hal ini, dibutuhkan kehati-hatian untuk mereka yang datang dengan tujuan ritual. Jika Anda berkunjung sebagai seorang wisatawan yang hendak menikmati keindahan panorama Gunung Kawi, tentu tidak menjadi masalah.
Di sisi lain, daun dewandaru yang menjadi harapan diri ingin kaya, juga sering menjadi permainan orang tertentu. Daun itu sengaja dilemparkan orang hingga menjadi rebutan. Jadi bukan daun yang jatuh dari pohon. Informasi ini saya dapatkan dari orang yang pernah berziarah ke Gunung Kawi.
Sesuatu yang mungkin sudah difahami bagi orang yang berziarah ke Gunung Kawi adalah adanya sebuah Padepokan yang menjadi rumah tinggal Eyang Jugo semasa hidupnya. Padepokan itu terletak di desa Jugo, Kesamben, Blitar.
Ada banyak orang yang mengetahui Padepokan Eyang Jugo ini, namun tidak banyak peziarah yang mengunjunginya.
Dengan kata lain, para peziarah Gunung Kawi, khususnya yang bertujuan mencari pesugihan, tidak serta merta mengunjungi padepokan ini di Blitar. Melainkan langsung menuju makam keramat Eyang Jugo di Gunung Kawi, Malang.
Inilah yang kemudian menjadi problematika tersendiri bagi peziarah yang datang langsung ke Gunung Kawi tanpa menyempatkan diri mengunjungi Padepokan Eyang Jugo.
Sementara itu, bagi para peziarah yang pernah datang ke Padepokan Eyang Jugo justru mengaku merasa lebih mantap saat berziarah ke Gunung Kawi. Terutama menyangkut tata cara dan prasyarat ritual yang harus dipenuhi.
Betapa tidak, ada banyak cerita seputar peziarah yang kehabisan bekal hingga tidak dapat pulang ke daerahnya masing-masing. Hal ini tentu sangat menyedihkan. Semua itu terjadi disebabkan orang tersebut tidak mengetahui banyaknya calo yang menjerat dirinya dengan biaya selametan yang besar dan tidak masuk akal.
Bahkan yang lebih menyedihkan adalah upaya orang-orang tertentu yang dengan sengaja mengambil keuntungan dengan cara yang tidak wajar.
Ambil contoh, adanya prasyarat hewan kambing kendit (hitam) yang di tumbalkan secara hidup-hidup. Maksudnya, seorang peziarah Gunung Kawi yang ingin mengikuti ritual pesugihan diharuskan membeli seekor kambing kendit untuk kemudian dilepas dalam keadaan hidup ke arah hutan.
Pada kenyataannya, kambing kendit tersebut disemir cat warna hitam lalu dilepas ke hutan. Jadi bukan asli kambing berwarna hitam. Ketika kambing itu dilepas ke hutan, tentu tidak berapa lama kemudian akan kembali ke kandangnya atau diambil kembali oleh pemilik kambing tersebut.
Harga hewan tersebut ada yang mencapai puluhan juta rupiah per ekornya. Di atas harga pasaran yang umum berlaku.
Daun Dewandaru
Menjadi kaya berarti harus kejatuhan daun dewandaru. Jika tidak kejatuhan daun dewandaru, maka Anda tidak akan pernah menjadi kaya. Inilah salah satu mitos penting di Gunung Kawi.
Daun dewandaru berasal dari pohon dewandaru. Di Gunung Kawi, daun ini menjadi harapan seseorang yang ingin kaya. Dikisahkan, apabila seseorang tirakat di bawah pohon dewandaru dan kejatuhan daun dewandaru, maka dapat dipastikan dirinya akan kaya raya. Inilah mitos yang sudah berurat akar bagi para peziarah dengan tujuan pesugihan.
Akan tetapi, tidak semua orang kejatuhan daun dewandaru tersebut. Padahal mereka sudah berharap penuh kejatuhan daun tersebut. Uniknya, ada orang-orang tertentu yang dengan sengaja melemparkan daun tersebut hingga menjadi rebutan. Seolah-olah daun itu jatuh dengan sendirinya.
Meskipun demikian, saya pun mendapat cerita menarik seputar daun dewandaru ini. Seorang kerabat saya bercerita seputar keunikan kisah daun dewandaru ini.
“Saya mendapat cerita ini dari ayah saya. Kisah tentang daun dewandaru yang membuat seorang perempuan menjadi kaya raya,” kata Dipo.
Dipo menceritakan bahwa saat Ayahnya berusia remaja (sekitar akhir tahun 1960-an), memiliki seorang teman sekolah yang ekonominya tergolong kaya. Keakraban Sang Ayah dengan temannya itu (sebut saja: Sugih) membuatnya sering bermain ke rumah Sugih.
Orang tua Sugih terbilang kaya pada masanya. Selain memiliki areal persawahan yang luas, penggilingan padi dan kendaraan lebih dari satu. Padahal, pada masa itu masyarakat sedang berada dalam tingkat ekonomi yang memprihatinkan.
Suatu ketika, Sang Ayah berkunjung ke rumah Sugih dan bermain seperti biasanya. Ketika itu, orangtua Sugih berada di rumah dan sedang berbincang dengan kerabat-kerabatnya.
“Saat itu, ayah saya mendengar ibunda Sugih berbicara tentang daun dewandaru. Inilah yang membuat ayah saya tertarik dan ikut mendengarkan semua cerita ibunda Sugih,” kata Dipo.
Dikisahkan, ibunda Sugih hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan. Suaminya hanya petani biasa, sama seperti masyarakat lain di desanya. Karena itulah, perempuan ini pun pergi ke Gunung Kawi untuk mengadu peruntungan. Dia ingin mengikuti ritual pesugihan semata-mata demi meningkatkan ekonomi keluarganya.
Tentu saja niat mengubah nasib patut dipuji dan dihargai. Sebagaimana terjadi pada masa sekarang, ada banyak isteri yang mengadu nasib ke negeri orang menjadi Buruh Migran Indonesia (BMI).
Ibunda Sugih pun pergi ke Malang dan melakukan ritual di Gunung Kawi. Bagian penting dari ritual itu adalah tirakat di bawah pohon dewandaru. Ibunda Sugih tidak sendirian berada di bawah pohon itu. Ada banyak peziarah yang juga melakukan hal yang sama. Mereka bersama-sama duduk di bawah pohon sambil menunggu jatuhnya daun dewandaru.
Entah doa apa yang dibaca Ibunda Sugih di bawah pohon keramat itu. Tiba-tiba saja, dia merasa ada selembar daun dewandaru yang jatuh ke pundaknya. Tetapi, pada saat yang bersamaan, sejumlah orang yang berada di dekatnya pun melihat daun dewandaru itu jatuh di pundak  Ibunda Sugih.
Mereka pun berteriak,” Daun dewandaru jatuh, daun dewandaru jatuh!”
Tentu saja mereka mendekati Ibunda Sugih dan berupaya merebut daun dewandaru itu. Beberapa orang, kebanyakan kaum pria, menggeledah pakaian Ibunda Sugih untuk mendapatkannya.
Ibunda Sugih hanya bisa menangis pilu saat pria-pria rakus itu meraba tubuhnya, membuka BH secara kasar, mengangkat gaun pakaiannya. Bahkan membuka celana dalamnya hingga nyaris telanjang bulat, seolah hendak diperkosa. Memeriksa dengan teliti dimana daun dewandaru itu berada.
Tetapi upaya pria-pria rakus itu gagal mendapatkan daun dewandaru di tubuh Ibunda Sugih. Mereka pun mencari-cari di tanah di tempat Ibunda Sugih duduk tirakat.
Selanjutnya, Ibunda Sugih pulang ke rumahnya di Blitar sambil menangis tersedu-sedu sepanjang jalan. Dia tidak menyangka dirinya akan mendapat perlakuan tidak senonoh dari para peziarah lain yang juga sama-sama ingin menjadi kaya. Betapa beratnya dirinya menerima perlakuan semacam ini.
Lantas dimana daun dewandaru itu?
Inilah yang tidak diketahui para pria rakus itu. Setiba di rumah, Ibunda Sugih masuk ke dalam kamar dan membuka celana dalamnya. Lalu dia mengambil daun dewandaru itu dari dalam vaginanya.
Rupanya, sesaat setelah daun dewandaru itu jatuh menimpa pundaknya, seketika Ibunda Sugih mengambil daun dewandaru itu dan memasukkannya ke dalam liang vaginanya.
Itulah sebabnya tidak seorang pun para pria rakus itu menyadarinya. Padahal, para pria jahanam itu sudah berhasil menelanjanginya.
Dipo melanjutkan cerita bahwa Ayahnya yang masih remaja itu mendengar langsung cerita Ibunda Sugih seputar daun dewandaru yang membuatnya menjadi orang kaya raya pada masanya.
Ketika itu, Sang Ayah pun mulai tertarik dengan kisah hidup keluarga kaya itu. Sang Ayah tidak tertarik  dengan cerita pesugihannya, melainkan dampak yang terjadi setelah kaya raya.
“Ayah saya mengatakan bahwa keluarga Ibunda Sugih sering mendapat musibah,” kata Dipo.
“Ada diantara anaknya yang meninggal kecelakaan, ada juga yang gila. Bahkan yang menyedihkan, ekonomi keluarga kaya itu pun hancur lebur,” lanjut Dipo.
Dipo mengungkapkan, keluarga Ibunda Sugih memang hidup dalam kekayaan. Tetapi jika dihitung hanya sekitar 10 hingga 15 tahun saja hidup dalam kekayaan. Setelah itu yang terjadi hanya cerita duka yang berujung hidup dalam kemiskinan.
Dua diantara anak Ibunda Sugih meninggal dalam kecelakaan. Bahkan sahabat Ayahnya yang biasa mengajaknya bermain ke rumahnya itu menjadi gila.
“Mungkin ini yang disebut karma buruk kekayaan Gunung Kawi,” kilah Dipo.
Kisah yang diceritakan Dipo Ningrat ini sangat menarik bagi saya. Betapa tidak, nama Gunung Kawi yang sangat populer itu juga diakui oleh salah satu konglomerat di negeri ini.
Sebagaimana tertulis dalam sebuah situs, pengusaha Ong Hok Liong mencatat keberhasilannya dalam arsip di Museum Sejarah Bentoel di Malang, Jawa Timur.
Singkat cerita, usaha rokok Ong Hok Liong sedang terpuruk. Beliau pun melakukan tirakat di Gunung Kawi. Pada suatu malam, dirinya bermimpi melihat bentul (talas).
Dia lalu bertanya kepada juru kunci makam yang lalu menganjurkan agar merek rokoknya diberi nama Bentoel (ejaan lama).Sejak itulah, usaha Ong meningkat drastis hingga menempatkannya menjadi konglomerat negeri ini.
Ini adalah cerita umum yang mungkin masyarakat sudah mengetahuinya. Cerita ini pula yang semakin menjadi daya tarik Pesugihan Gunung Kawi. Apalagi tercatat nama konglomerat lain yang juga ritual di gunung ini, seperti Lim Sioe Liong (Sudono Salim) pemilik Bank BCA.
Namun demikian, jika kita mau jujur. Sesungguhnya kekayaan mereka tidak lama. Kini kita tahu bahwa saham Bentoel tidak lagi dimiliki keluarga Ong. Begitupula saham BCA tidak dimiliki keluarga Lim.
Dengan kata lain, mereka tidak lagi memiliki perusahaan yang dibangunnya dari hasil pesugihan itu. Bisnis Ong Hok Liong dan Lim Sioe Liong sudah hancur. Meskipun generasi berikutnya dari keluarga itu tidak miskin dalam arti yang riil, tetapi tetaplah bahwa nama besar kedua orang itu telah jatuh pada titik terendah.
Sebagaimana Lim Sioe Liong yang jatuh bisnisnya disaat mereka masih hidup. Bahkan Lim Sioe Liong menetap di Singapura sekadar menghindari hutang trilyunan rupiah. (Ingat resesi ekonomi pada akhir 1997 yang membuat banyak konglomerat negeri ini berguguran dan terlibat hutang. Justru Negara yang harus menanggung hutang itu).
Ini adalah bukti nyata, bahwa pesugihan, apapun bentuknya, tetap tidak berkah dan membawa karma buruk.
Kembali ke awal tulisan. Kunjungan saya bersama Dipo Ningrat dan Uda ke Padepokan Eyang Jugo disambut hangat juru kunci bernama Suharto. Beliau adalah pewaris penerus juru kunci makam sebelumnya.
Secara halus, Suharto menolak berbicara tentang pesugihan yang dikaitkan dengan nama Eyang Jugo. Dalam pandangan Suharto, sosok Eyang Jugo adalah seorang ksatria, relijius dan bertakwa kepada Tuhan.
Hal itu bukan sesuatu yang aneh. Sebab Eyang Jugo adalah salah satu diantara para panglima perang pasukan Pangeran Diponegoro. Tentunya kita sudah mengetahui tingkat spiritualitas Pangeran Diponegoro
Ketika Pangeran Diponegoro terdesak hingga akhirnya ditangkap, beberapa panglimanya ini melarikan diri ke berbagai daerah, termasuk Eyang Jugo.
Eyang Jugo menetap di Kesamben Blitar dengan menyamarkan identitasnya agar tidak terlacak intelijen Belanda.
Masyarakat desa dimana dia tinggal memanggilnya dengan sebutan Kaki Tua. Sosok ini dikenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan spiritual tinggi hingga cukup disegani. Beliau dikenal sebagi orang suci, berbudi luhur, sering membantu orang dan welas asih dengan sesamanya.
Hingga suatu ketika, datanglah dua orang pejabat tinggi Kerajaan Mataram ke desa tersebut. Mereka hendak mencari Panembahan Jugo. Tentu saja tidak seorang pun masyarakat yang mengenalnya.
Tetapi anehnya, ketika kedua orang itu hendak pergi meninggalkan desa tersebut, tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara beraneka ragam binatang. Hewan peliharaan masyarakat, seperti ayam, kambing, sapi, kerbau, bebek di desa itu mengeluarkan suara membuat bising telinga. Masyarakat desa heran.
Kedua orang pejabat tinggi itu pun menghentikan langkahnya. Keduanya lalu membalikkan tubuhnya menghadap arah desa tadi.
Seketika keduanya bersimpuh di tanah, seolah sedang menghormat seseorang. Saat itulah masyarakat mengetahui bahwa sosok Kaki Tua yang tinggal di desa itu adalah Panembahan Jugo.
“Eyang Jugo itu orang bijak, suka menolong dan membantu sesama,” kata Suharto seraya tersenyum.
“Kebaikannya inilah yang kemudian diasumsikan bahwa dia dapat mendatangkan kekayaan. Padahal itu sesuatu yang tidak mungkin,” lanjutnya.
Suharto mengaku sedih jika nama Eyang Jugo selalu dikaitkan dengan Pesugihan Gunung Kawi. Memang benar, Eyang Jugo dimakamkan di Gunung Kawi. Tetapi itu tidak lantas dirinya memberi kekayaan bagi para peziarah yang datang ke makamnya.
“Jika Anda ingin mengetahui secara lengkap tentang siapa sesungguhnya Eyang Jugo,silahkan datang ke padepokan ini. Saya siap menjelaskannya secara lebih jernih kepada pengunjung,” katanya lagi.
Suharto mengisahkan bahwa pada awalnya makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga datangnya sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyang.
Suharto mengaku mengenal Tamyang. Tentu saja saat dirinya masih kecil. Tamyang ini biasa datang ke padepokan Eyang Jugo menemui ayahnya yang saat itu menjadi juru kunci.
Dikisahkan, Eyang Jugo pernah melakukan perjalanan ke daratan Cina. Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Lalu Eyang Jugo membantu ekonomi janda yang hidup dalam kemiskinan ini.
Tentu saja perempuan ini sangat senang dan berterima kasih dengan bantuan Eyang Jugo. Sesuatu yang sudah menjadi tabiat Eyang Jugo dalam membantu sesama.
Ketika Eyang Jugo hendak kembali ke Pulau Jawa, dia berpesan kepada janda itu agar jika anaknya sudah besar kelak disuruh datang ke Gunung Kawi di Pulau Jawa. Anak dari janda miskin inilah yang diberi nama: Tamyang.
Pada era tahun  40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya melihat makam Eyang Jugo, sebab Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya.
Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Itulah sebabnya, dia merawat makam itu dengan baik.
Pria Cina yang biasa berpakaian hitam-hitam mirip pendekar silat ini merawat makam Eyang Jugo dan membangun tempat berdoa dengan gaya Cina.
Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo.