Memang sulit dicerna logika, tapi ini nyata. Di era modern dan
serba canggih, ada segelintir orang yang memiliki keahlian unik, menyenangi
benda-benda bertuah atau yang mereka sebut pusaka. Tak sekadar bendanya, tapi
cara mendapatkannya yang membuat pusaka itu istimewa.
Gus Cokro ST yang menyebut dirinya sebagai spiritualis, salah satu yang
mengoleksi benda-benda pusaka itu. Jumlahnya mencapai ratusan, dari ukuran
kecil berupa batu seperti batu akik, hingga keris dan tombak berukuran di atas
satu meter. Dia mengaku mulai tertarik dengan pusaka dan proses tarik pusaka
sejak masih mudal. Pria asal Jombang, Jawa Timur ini mengaku belajar ilmu supranatural dari banyak kyai dan
tokoh-tokoh sakti di jawa Timur, bahkan, kini Gus Cokro ST saban hari banyak disambangi oleh masyarakat lain yang
ingin berkonsultasi mengenai hal-hal yang bernuansa supranatural.
“Melalui kekuatan mata batin, bisa kami rasakan atau ketahui, benda-benda pusaka itu tertanam di mana. Setelah
diketahui lokasinya, baru kami lakukan prosesi penarikan pusaka tersebut,”
jelas Gus Cokro ST.
Dia melanjutkan, upaya penarikan pusaka bisa dilakukan dengan jarak jauh dan bisa di
tempat lokasi keberadaan benda pusaka itu sendiri, Gus Cokro ST dibantu beberapa asistennya melakukan prosesi ritualnya
dan beberapa waktu kemudian ia mendapatkan sebuah batu seperti batu akik dari
Gunung Lawu. "Saya memakai jurus-jurus seperti orang lagi menarik sesuatu,
dibantu olah kekeuatan serempak yang dilakukan oleh asisten saya,” tuturnya.
Bunyi benda jatuh dari tempat di mana Gus Cokro ST menjalankan prosesi rutualnya, Nampak sebuah batu berukuran kecil itu berhasil ditarik. Gus Cokro ST pun mendapatkan sebuah tombak yang jatuh di
pahanya saat dia duduk bersila. Dari kejadian itu, Gus Cokro ST akhirnya sering melakukan perburuan pusaka di tempat lokasi yang dinggapnya memiliki
nuansa keramat. Hingga kini koleksi pusaka hasil tarikan dari alam gaib yang
dimiliki Gus Cokro S, kurang lebih berjumlah 76. ”Semua koleksi ini kami
dapat dari hasil penarikan dari alam gaib, kata Gus Cokro ST menjelaskan.
Sejak muda memang Gus Cokro
ST, sangat rajin mengunjungi
tempat-tempat yang dikeramatkan seperti kuburan, gunung, batu besar, dan pohon
besar untuk melihat apakah ada pusaka di tempat itu. "Sebelum menarik
benda itu, saya menggunakan mata batin untuk menerawang apa bentuk bendanya,
bagus tidak, apakah ada pemiliknya," kata. Gus Cokro ST sambil menyebut menarik benda pusaka bisa diibaratkan
dengan menarik truk besar dengan tambang sendirian.
Khodam penunggu pusaka
Setiap pusaka atau benda yang ditarik dari alam gaib, biasanya
memiliki penunggu atau khodam. Khodam adalah makhluk gaib bisa berasal dari
jenis makhluk halus apa saja, namun yang paling umum adalah dari jenis jin.
Oleh pemilik pusaka, khodam ini bisa dimintai bantuannya untuk tujuan tertentu
atau diharapkan tuahnya.
Gus Cokro ST mengakui soal khodam penunggu pusaka ini. Di alam gaib, pusaka
ini banyak jumlahnya dan siapa saja bisa mengambilnya tergantung sanggup atau
tidak orang yang menginginkan.
"Kalau tidak ada pemiliknya bisa langsung ditarik,
dipindahkan ke alam nyata. Kalau kita tidak kuat nariknya bisa pakai bantuan
jin. Kita dialog dulu dengan khodam penunggu pusaka itu sebelum pusakanya kita
ambil," jelasnya.
"Menghormati khodam dengan kita mengasih minyak, wewangian.
Kalau mau pembersihan pakai jeruk nipis biar karat-karat luntur lalu dilap yang
kering," tokoh spiriritual asal Jombang ini.
Selama ini 'penghuni' yang ada di dalam pusakanya tidak pernah
mengganggu. Hanya saja Gus Cokro ST
pernah beberapa hari sakit karena salah satu pusakanya belum beradaptasi dengan
dirinya. Dia merasa panas dan emosinya kerap memuncak. Namun setelah empat hari
berlalu keadaan itu kembali normal. Menurut dia, penghuni pusaka itu belum bisa
menyesuaikan diri dengan Gus Cokro ST.

Perburuan pusaka yang
dilakukan oleh Gus Cokro ST ini
sudah berjalan kurang lebih 13 tahun yang lalu. Kendati demikian toh Gus Cokro ST, masih memiliki ambisi
untuk melakukan proses ritual di Gunung Agung, bali untuk menarik pusaka ampuh
peninggalan Ratu Calon Arang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar