Panggung Krapyak merupakan bentuk bangunan
peninggalan kerajaan Mataram. Kini
keberadaannya di jadikan sebagai tempat wisata sejarah. Selain sebagai penguji wawasan sejarah, Anda akan melihat bagaimana
kebiasaan para raja masa dahulu.
Panggung
Krapyak berada di Jalan KH Ali Maksum. Anda bisa mendatanginya dengan melaju ke
selatan dari Alun-Alun Kidul, melewati Plengkung Gading dan Jalan DI Panjaitan.
Panggung Krapyak akan ditemukan setelah melaju kurang lebih 3 kilometer, berada
tepat di tengah jalan. Posisinya persis dekat pondok pesantren terbesar di
Yogyakarta, Ponpes Ali Maksum.
Bangunan yang
terbuat dari bahan bata merah ini berukuran 17,6 meter x 15 meter.
Ketinggiannya mencapai 10 meter. Usianya telah mencapai 142 tahun. Meski tetap
berdiri kokoh, bangunan ini sudah beberapa kali dipugar.
Arsitekturnya
cukup unik. Setiap sisi bangunan memiliki sebuah pintu dan dua buah jendela.
Pintu dan jendela hanya berupa sebuah lubang. Bagian bawah pintu dan jendela
berbentuk persegi. Sedangkan atasnya melengkung.
Secara
sepintas, dilihat dari jarak 5 meter, bangunan ini mirip penjara. Beberapa
ruangnya terdapat teralis besi. Sementara ruang-ruang lainnya tampak biasa
saja.
Dalam
sejarahnya, Panggung Krapyak merupakan tempat persinggahan para raja Mataram
yang gemar berburu. Kawasan ini sebelumnya hutan belantara. Di hutan ini konon
banyak binatang-binatang liar yang menjadi incaran para raja. Salah satunya
rusa. Dalam bahasa Jawa, rusa disebut menjangan. Karean itu,
panggung ini juga dikenal sebagai Kandang Menjangan oleh warga sekitar.
Raden Mas
Jolang dan Sultan Hamengkubuwono adalah dua raja yang tercatat gemar berburu.
Pada 1613, Raden Mas Jolang mengalami kecelakaan dalam perburuan. Akhirnya ia
diberi gelar Panembahan Seda Krapyak (raja yang meninggal di hutan Krapyak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar