Konon, menurut tutur ada delapan sosok
wanita yang menjadi penguasa kerajaan alam gaib dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia.
Mitos ini sudah mengakar sehingga muncul adat atau kebiasaan untuk
menghormati para penguasa gaib tersebut dalam bentuk upacara tradisional atau
selamatan khususnya di daerah-daerah yang dipercaya menjadi tempat tinggal
kerajaan mahluk gaib tersebut.
Dalam sejarah, Nabi Sulaiman
adalah sosok seorang raja yang juga menjadi pemimpin mahluk gaib termasuk Jin
dan binatang. Nabi Khaidir, guru para wali dan nabi juga dipercaya
sebagai penguasa lautan seluruh dunia. Maka keberadaan mahluk gaib memang
diyakini karena mempercayai sesuatu yang gaib termasuk dalam Rukun Iman.
Berikut ini adalah delapan sosok
wanita yang dipercaya menjadi pemimpin kerajaan gaib dimana keberadaannya
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yaitu :
1. Kanjeng Ratu
Kidul
Kanjeng Ratu Kidul adalah nama yang
menjadi legenda bagi masyarakat Indonesia terutama bagi masyarakat yang tinggal
di sepanjang pesisir laut selatan sehingga beliau dijuluki sebagai Ratu Pantai
Selatan.
Layaknya sebuah negara, Kerajaan
Gaib Pantai Selatan memiliki struktur organisasi, para pejabat yang mengurusi
berbagai bidang, prajurit dan rakyat. Sosok yang lebih dikenal oleh masyarakat
adalah Nyi Roro Kidul yang menjadi Patih dari Kanjeng Ratu Kidul dan juga para
panglima beserta prajuritnya.Sedangkan Kanjeng Ratu Kidul jarang menampakkan diri
kecuali pada orang-orang tertentu yang dikehendaki.
Untuk menghormati keberadaan Kanjeng
Ratu Kidul, masyarakat sepanjang pesisir pantai selatan mengadakan upacara
Larung Samudra atau upacara lainnya yang diselenggarakan pada bulan-bulan
tertentu.
2. Dewi Lanjar
Ratu Laut Utara adalah sosok legenda
penguasa laut utara pulau Jawa, khususnya di utara Pekalongan, Jawa Tengah.
Dalam kepercayaan masyarakat Pekalongan, nama Ratu Laut Utara yang sebenarnya
adalah Dewi Lanjar. Lanjar adalah sebutan bagi wanita yang bercerai dengan
suaminya dalam usia yang masih muda dan belum mempunyai anak.
3. Dewi Sri
Dewi Sri adalah sosok wanita yang dipercaya
oleh masyarakat agraris sebagai Dewi Kesuburan atau Dewi Padi. Masyarakat
sangat menjunjung dan menghormati Dewi Sri sang dewi padi.
Konon, menurut cerita, Dewi Sri
adalah salah satu telur yang berasal dari air mata Dewa Ular, Ananta Boga.
Telur itu dipersembahkan kepada Bethara Guru sebagai permintaan maafnya.
Telur itu berubah menjadi seorang
dewi yang cantik sekali setelah dierami oleh Dewa Ular atas permintaan Bethara
Guru. Kemudian diberi nama Nyi Pohaci Sanghyang Sri atau yang lebih dikenal
sebagai Dewi Sri.
Saat Sri beranjak dewasa, ia tumbuh
menjadi gadis yang semakin cantik dan memiliki hati yang baik. Karena
kecantikan dan kebaikannya Bethara Guru justru jatuh hati dan berniat
mempersuntingnya.
Para dewa dan dewi merasa sangat
khawatir jika hal itu terjadi karena akan menyebabkan perpecahan di khayangan
sehingga para dewa berniat untuk membunuh Sri dengan cara meracuninya melalui
minuman.
Niat jahat para dewapun terpenuhi
hingga akhirnya Sri meninggal. Namun, para dewa tersebut panik dan takut
diketahui oleh raja sehingga jasad Sri dikubur di bumi agar tidak ada yang
mengetahuinya.
Akan tetapi dalam hati para dewa
muncul perasaan menyesal telah membunuh Dewi Sri. Namun, karena Dewi Sri
dikenal memiliki hati yang sangat baik maka kematiannyapun menjadikan berkah
bagi makhluk dibumi.
Jasadnya berubah menjadi benih-
benih tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan manusia yaitu padi. Sehingga
banyak masyarakat yang percaya dan memuliakan dewi Sri karena berkat dewi Sri
tersebut mereka mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Puteri Junjung
Buih
Putri Junjung Buih merupakan sosok
yang tidak asing bagi masyarakat yang tinggal di Kalimantan Selatan dan wilayah
sekitarnya. Konon, Putri Junjung Buih adalah seorang bayi perempuan yang
terapung-apung diatas buih sebuah sungai yang diambil menjadi anak Raja Tua
Amuntai.
Putri Junjung Buih ini dipercaya
yang menurunan raja-raja di Kalimantan Selatan juga sebagai penguasa sungai dan
selat Karimata.
5. Nyi Blorong
Nyi Blorong adalah salah satu anak
angkat Kanjeng Ratu Kidul. Dalam kepercayaan masyarakat, Nyi Blorong adalah
seorang wanita cantik dengan badan seekor ular yang mampu memberikan kekayaan
pada mereka yang memujanya.
Sehingga nama Nyi Blorong terkenal
sebagai Dewi Pesugihan.
6. Bethari Durga
Bethari Durga merupakan salah satu
dewi dalam agama Hindu paling populer yang memiliki sejumlah peran. Durga
memiliki posisi penting karena dianggap sebagai salah satu Maha Dewi atau dewi
besar.
Dalam kisah pewayangan Bethari Durga
atau Dewi Uma adalah istri Bethara Guru, Penguasa para dewa dan ibu dari
Bethara Kala. Bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa yang menganut
agama Hindu, dipercaya sebagai seorang Dewi yang menjadi penguasa Hutan Setra
Gondomayit, tempatnya para mahluk gaib.
Nama Bethari Durga terdapat dalam
berbagai situs dan relief Candi, salah satunya terdapat pada relief Candi
Sukuh, yang menceritakan tentang kisah Durga Ruwat serta patung Durga dalam Candi
Prambanan
yang merupakan perwujudan Rara Jonggrang.
Konon, Dewi Uma atau Bethari Durga
bagi penganut ilmu hitam dianggap sebagai Ratu dan Penguasa Kegelapan.
7. Dewi Kwan Im
Dewi Kwan Im yang kita kenal lewat
kisah Tong Sam Cong mencari kitab suci dalam perjalanan ke barat yang di bantu
oleh Sun Go Kong sang kera sakti dan tiga temannya, adalah Dewi Kebajikan dalam
agama Budha.
Menurut masyarakat Tionghoa, sosok
Dewi Kwan Im adalah perwujudan Kanjeng Ratu Kidul yang menguasai lautan
Indonesia sampai laut selatan pulau Jawa. Dalam salah satu tempat di
Pangandaran, Sosok Dewi Kwan Im disandingkan dengan sosok Kanjeng ratu Kidul.
8. Nyai Calon
Arang
Calon Arang adalah seorang wanita yang memiliki kesaktian tinggi dan pemuja Bethari Durga. Meski kisah Calonarang sudah terjadi hampir seribu tahun lebih, namun namanya sebagai tokoh antagonis masih melegenda. Termasuk di daerah asalnya sendiri yakni di Dusun Butuh Desa Sukorejo Kabupaten Kediri.
Bukan karena kebaikannya yang
dikenal, tapi perilaku jahatnya sebagai manusia penyembah Durga yang
menimbulkan banyak kesengsaraan.
Bukti Calon Arang melegenda, bahkan
sampai ke ke luar negeri antara lain naskah Calon Arang pernah diterbitkan dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Prof Dr Poerbatjaraka (lihat
"De Calon Arang" dalam BKI 82. 1926: 110-180). Kemudian tahun 1975
oleh Dr Soewito Santoso diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul
Calon Arang si Janda Dari Girah)
Kisah Calon Arang sendiri terjadi
pada masa pemerintahan Raja Airlangga
(1006-1042 M) yang memerintah di Jawa Timur sejak 1021 sesuai dengan isi
prasati Pucangan (Calcutta). Airlangga pernah memerintah di Daha Kediri,
seperti tertulis dalam serat Calon Arang.
Dikisahkan saat itu Calon Arang
marah gara-gara anak perempuannya yang bernama Ratna Manggali tidak ada yang
melamar ketika menginjak dewasa. Ketidakberanian pemuda-pemuda kala itu
dikarenakan kesaktian Calon Arang yang dikenal bengis.
Mengetahui hal ini, Calong Arang
marah lalu menyebarkan teluh dan tenung kepada masyarakat sebagai
hukuman. Dia mampu menurunkan wabah penyakit ke seluruh wilayah dan rata-rata
yang terkena penyakit kutukannya pasti mati.
Banyaknya korban membuat Raja
Airlangga
memikirkan jalan keluarnya. Salah satunya adalah dikirim bala tentara
untuk menumpas Calonarang. Usaha itu gagal. Rupanya Calonarang terlalu sakti.
Serangan itu malah membuat kemarahan Calonarang semakin menggebu-gebu.
Mpu Baradah, salah satu penasehat
Raja Airlangga akhirnya bisa mengalahkan dan menghentikan kejahatan Calon
Arang.