Punden Mbah Belok |
Pelaku
ritual ngalap berkah hal penglaris di Punden Mbah Belok tak harus membawa
sesaji komplit, tetapi hanya beberapa bunga sekaran serta rajangan daun pandan
yang dipakai sebagai uborampe ziarah di makam Mbah Belok.
Hampir
setiap usaha yang dimiliki seorang pedagang mayoritas
mereka menginginkan agar daganganya terjual dengan laris. Selain itu mereka
juga berharap usaha yang digelutinya lancar, bisnisnya semakin maju bertambah
dengan pesat. Namun laris dan tidaknya sebuah usaha bisnis tergantung dari
bagaimana seorang pemilik usaha mengelola bisnis tersebut.
Tata
cara mengelola sebuah bisnis tak hanya tergantung pada managemen administrasi
keuangan sebuah usaha, namun keberhasilan sebuah usaha juga bisa tergantung
pada hal hal yang berbau mistis. Salah satunya dengan cara mencari pelarisan di
sebuah tempat keramat atau kepada orang pintar yang mampu memberikan pegangan
untuk memperlancar usahanya.
Cara
ini tak hanya dipakai bagi para pedagang oprokan di pasar pasar tradisional
saja, tetapi pengusaha besar dan konglomerat seringkali juga menggunakan cara
ghaib sebagai salah satu cara memperlancar bisnisnya Seorang pedagang bisa
meminta syarat pegangan kepada orang pintar dengan harapan agar daganganya
laris. Tetapi pelarisan juga bisa ditempuh dengan cara menggelar suatu ritual
khusus di sebuah makam milik punden pedanyangan.
Sedangkan
salah satu punden pedanyangan yang biasa dimintai restu untuk pelarisan adalah
Punden Belok. Punden yang berada di Desa Ngeblokan Wonogiri ini sebenarnya
merupakan punden desa setempat yang berada di pinggir hutan lindung di tepi
sungai bengawan Solo dan dikenal sangat angker.
Kawasan
yang ada di sekitar Punden Belok seluruhnya adalah hutan lindung pepohonan jati
serta beberapa rimbun pohon bambu.
Di
tempat ini sebuah makam tua yang dipagari dengan pagar tembok batu bata yang
telah rapuh nampak terlihat di bawah pohon asam tua yang telah berusia ratusan
tahun. Punden pedanyangan desa Ngeblokan ini selain sering dikunjungi para
pelaku ritual, juga sering di datangi penduduk sekitar pada saat saat tertentu.
Mereka mayoritas para pedagang yang berusaha ngalap berkah dengan harapan
bisnis usahanya bisa berjalan lancar.
“Punden
Belok merupakan cikal bakal desa Ngeblokan,” kata mbah Kasih, juru kunci desa setempat.
Menurut cerita, Punden Belok sudah
ada di tempat ini sejak ratusan tahun yang silam bahkan sebelum adanya beberapa
makam lain yang ada di dekatnya. Selain punden pedanyangan ini masih terdapat
juga beberapa makam keramat lainya yang ada di Desa Ngeblokan.Tetapi dari
beberapa makam yang ada di kawasan hutan lindung hanya makam Mbah Belok yang
dianggap paling sepuh atau yang tertua.
Beberapa
makam tersebut diantaranya adalah makam milik keluarga ningrat Mangkunegaran,
yaitu makam eyangnya RM.Said atau Pangeran Sambernyawa yang bernama Bray.
Kusumobroto.
Selain
makam milik kerabat Mangkunegaran, beberapa pohon bambu yang tumbuh di sekitar
makam juga sarat dengan sejarah keberadaan peninggalan sejarah Pajang pada saat
perjalanan laku Jaka Tingkir ketika itu.
Pohon pohon bambu di kawasan ini
dianggap sangat angker dan keramat. Tak seorangpun berani memotong atau bahkan
mengambil patahan bambu yang berasal dari kawasan ini apabila tidak ingin
kerasukan setan. Pohon pohon tersebut menurut cerita pernah dipakai oleh Jaka
tingkir ketika membuatperahu gethek.
Oleh
karena itu kawasan ini dianggap sangat angker oleh penduduk sekitar, beberapa
penampakan seringkali terlihat saat pelaku ritual tengah melakukan laku tirakat
di Punden Mbah Belok. Bahkan penduduk sekitar tak ada yang berani melewati
jalan desa yang ada di tengah hutan ketika hari menjelang malam.
Meski
beberapa penerangan lampu jalan juga sudah dipasang oleh warga sekitar, tetapi
kengkeran di sekitar kawasan Punden Mbah Belok membuat warga tetap tak ada yang
berani melintasinya.
“Tak
diketahui kapan keberadaan Punden Mbah Belok ada di tempat ini, penduduk
sekitar hanya mengenal Punden Mbah Belok sejak dari nenek moyangnya mereka yang
terdahulu,” ujar Pak Kasih, Juru kunci yang tidak berkenan ketika dirinya
hendak difoto.
Menurutnya,
penduduk sekitar hanya mengenal makam Mbah Belok lebih tua daripada makam
Bray.Kusumobroto sekaligus lebih dulu ada ketimbang sejarah Jaka Tingkir ketika
mengambil pohon bambu di Desa Ngeblokan. Sedangkan ketidaksediaan sang juru
kunci ketika hendak difoto oleh para pewarta konon berdasarkan whisik ghaib
yang pernah diterimanya saat itu.
Dalam
whisiknya, Mbah Belok melarang mewartakan apa yang ada di kawasan ini. Makam
keramat milik Mbah Belok hanyalah makam leluhur atau punden pedanyangan desa
yang menjaga seluruh kawasan ini supaya terhindar dari segala bencana yang akan
menimpa.
Namun
bagi seluruh anak cucunya mbah Belok juga berpesan, serta bersedia membantu
menjadi lantaran dari Sang Hyang Penguasa Alam memperlancar usaha yang
digelutinya agar seluruh anak cucunya bisa berkecukupan dalam menjalani
kehidupan di dunia.
Oleh
karena mitos ini maka makam Mbah Belok akhirnya sering menjadi tujuan para
pelaku ritual yang bertujuan ngalap berkah agar usahanya lancar, daganganya
laris.
Mereka
yang melakukan ritual ngalap berkah di makam Mbah Belok tak harus membawa
sesaji komplit seperti orang yang akan kenduren. Tetapi hanya beberapa bunga
sekaran serta rajangan daun pandan yang dipakai untuk ziarah di makam Mbah
Belok.
Tetapi
bagi mereka yang telah terkabulkan keinginannya, usahanya lancar dan maju
biasanya akan menggelar kenduren dan selametan di Punden Mbah Belok. Upacara
ini diwujudkan sebagai wujud rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat serta kelimpahan rejeki usahanya lancar dan maju dengan
lantaran laku ritual di punden Mbah Belok.
Sesaji
tumpeng dan selamatan yang dilakukan diantaranya adalah sego wuduk, gecok
bakal, kinang suruh ayu, pisang raja setangkep bunga tujuh rupa serta beberapa
rangkaian jajan pasar lengkap dengan piranti lainnya. Seluruh sesaji diletakan
di sekitar makam Mbah Belok kemudian didoakan dan diamini oleh orang orang yang
mengikuti jalanya upcara ritual tersebut.
“Punden
Mbah Belok bukanlah punden pelarisan yang meminta tumbal pesugihan bagi para
pelakunya,”tegas Mbah Juru kunci.
Lebih
lanjut dirinya menegaskan, banyak orang yang terkabulkan penyuwunanya di Punden
Mbah Belok. Mereka diantaranya salah seorang pedagang ayam yang biasa mangkal
di pasar ayam silir Solo.
Maridi,
warga desa nguter yang setiap hari jualan ayam potong di pasar silir dulu
hanyalah pedagang rombong kecil kecilan yang pekerjaanya mencari ayam dari
kampung ke kampung yang dijual di pasar tiap pagi.
Dengan
menggunakan sepeda motor buntut yang diboncengi bronjong bambu Maridi mencari
untung keluar masuk kampung, meski dengan hasil yang tidak seberapa.
Meski
keuntungan setiap hari yang ia dapatkan tidak seberapa, tetapi Maridi tekun dan
rajin keluar masuk kampung melakukan jual beli ayam. Pekerjaan tersebut
dijalani Maridi sudah lebih dari sepuluh tahun.
Tetapi
satu hal yang membuat hatinya menjadi setengah putus asa, selama ini usaha yang
dirintisnya tak pernah bisa meningkat, hanya cukup untuk makan dan hidup
sederhana setiap hari. Padahal kebutuhan yang harus dikenakan keluarganya
semakin hari semakin bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia
pendidikan tiga orang anaknya.
Sampai
akhirnya Maridi mencoba melakukan tirakat menjalani laku prihatin di Punden
Mbah Belok. Awal pertama kali melakukan ritual Maridi hanya membawa beberapa
batang hio serta bunga mawar setaman untuk sesajinya. Tak banyak yang di
lakukan Maridi di tempat ini, dirinya hanya memintakan ampun kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa atas dosa dan kesalahan pedanyangan setempat agar selalu diberi
tempat yang nyaman di sisiNya.
Laku
yang dijalani Maridi tak hanya berlangsung hanya sekali itu saja, selama tujuh
malam Jumat Maridi tekun menjalani laku ritual di makam Mbah Belok. Tak peduli
jika malam sedang hujan, dirinya teguh menjalani laku memohon berkah dan rahmat
kepada Tuhan di sebuah tempat keramat agar usaha yang digelutinya lancar dan
sukses.
Doa
penyuwunan yang dilakukan Maridi di Punden Mbah Belok akhirnya terkabulkan
juga, semakin hari usaha dagang ayam yang dirintisnya semakin bertambah maju.
Berbagai
cara kemudahan tanpa disengaja bisa didapat oleh Maridi, dari adanya penambahan
modal usaha dari sebuah Bank yang menawarkan kepada Maridi untuk memperbesar
usahanya, hingga dengan mudahnya Maridi mendapatkan bahan baku ayam yang
kemudian dia jual lagi kepada para pembeli di pasar lokal.
Dan
tak selang beberapa lama kemudian peningkatan tajam bisnis jual beli ayam
potong milik Maridi terjadi. Stok ayam yang semula hanya bisa diperoleh sekitar
20 ekor setiap hari, kini berubah hingga mencapai ribuan ekor.
Beberapa
pemasok ayam potong juga telah membackup kebutuhan ayam bagi usahanya, hingga
akhirnya Maridi menjadi salah satu juragan ayam.
“Kelancaran
seseorang dalam menjalankan usaha setelah menjalani laku di Punden Mbah Belok,
semuanya tergantung atas kehendak Tuhan,”ujar sang juru kunci.
Seseorang yang berniat ingin
mencapai sebuah keberhasilan hendaknya tetap harus tekun dan jujur saat
menjalankan usahanya. “Ketekunan dan kejurujan modal utama seseorang
menjalankan usahanya, sekaligus menjadi modal pokok pada saat melakukan
penyuwunan di makam Mbah Belok agar Tuhan berkenan mengabulkan seluruh
penyuwunanya,”pungkasnya.